Senin 25 Apr 2016 16:00 WIB

Mulfachri Harahap, Wakil Ketua Komisi III DPR: Jumlah Personel Harus Ditambah

Red:

Bagaimana Anda melihat kericuhan di Lapas Pemasyarakatan (LP) Banceuy yang terjadi pada Sabtu (23/4) lalu?

Saya kira Banceuy salah satu bukti persoalan lembaga permasyakatan, mirip bom waktu, yang setiap saat bisa meledak. Problem menahun yang tak kunjung diselesaikan karena banyak keterbatasan. Yakni, over kapasitas, kemudian kapasitas tidak memadai, jumlah petugas terbatas, dan mental aparatnya yang kurang memiliki integritas. Itu semua melengkapi problem di republik ini.

Bagaimana soal usulan penambahan 11 ribu pegawai lapas yang sudah disetujui Menpan RB Yudhi Chrisnandi?

Karena kan ada konsekuensi, kalau kita tambah pegawai, maka kita tambah biaya rutin. Sementara hari ini saja, kita mengalami defisit anggaran Rp 200 triliun lebih. Mungkin setelah pemerintah menghitung-hitung, pemerintah memutuskan lebih baik menunda penambahan pegawai di Kemenkumham, khususnya di sipir penjara.

Apakah tidak ada solusi yang bisa dilakukan segera?

Menurut saya, harus ada skala prioritas. Jadi, pemerintah harus memiliki keberanian menempuh jalan tak mudah ini, misalnya, meremajakan dan merevitalisasi terhadap hampir sebagian besar lapas yang ada. Dalam kesempatan itu, memperbaiki sarana dan prasarana, kemudian menambah jumlah personel, khususnya sipir penjara.

Kemudian, merumuskan metode pembinaan bagi warga binaan yang lebih baik. Ini memang pekerjaan yang tak mudah. Tapi, harus berani mengambil sikap.

Lebih penting merekrut sipir atau merevitalisasi lapas?

Kita masih punya problem, problemnya over kapasitas. Kalau lebihnya 20 persen, itu masih wajar. Tapi ini, kelebihan 200-300 persen hampir di semua lapas. Oksigen saja mereka harus berebut di ruangan itu. Jadi, saya kira, orang menjadi sangat sensitif, mudah bereaksi. Para tanahan memiliki jiwa labil, mudah terprovokasi. Cuma menambah sipir tanpa menangani permasahaan, sama saja.

Kita jumlah personelnya terbatas, harus ditambah. Jumlah pegawai pensiun dan masuk itu berbanding terbalik. Yang pensiun tak banyak, tapi yang mau direkrut banyak. Sehingga, ada konsekuensi, anggaran rutin bertambah. Itu yang jadi kekhawatiran pemerintah, kenapa tak juga nambah sipir yang jelas-jelas kurang.   Oleh Umi Nur Fadhilah, ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement