Kamis , 21 Apr 2016, 16:25 WIB

Kementan Susun Rencana Tata Kelola Air Waduk Jatigede

Red: Dwi Murdaningsih
Kementrian Pertanian
Tim Kementerian Pertanian dan memastikan kemampuan aliran air Waduk Jatigede menyuplai kebutuhan air bagi petani.
Tim Kementerian Pertanian dan memastikan kemampuan aliran air Waduk Jatigede menyuplai kebutuhan air bagi petani.

REPUBLIKA.CO.ID, SUMEDANG -- Kementerian Pertanian menurunkan tim untuk memastikan kemampuan aliran air Waduk Jatigede dalam menyuplai kebutuhan air bagi petani. Tim dipimpin Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Infrastruktur Pertanian, Ani Andayani dan Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Infrastruktur Budi Indra Setiawan

"Aliran air Waduk Jatigede itu mulai aliran ke Bendung Rentang di Majalengka yang merupakan pintu gerbang pembagian air bagi irigasi lahan pertanian dan suplesi ke sungai Cimanuk bagi kawasan pangan di Kabupaten Majalengka, Cirebon dan Indramayu," ujar Ani saat meninjau Waduk Jatigede bersama tim, Kamis (21/4),

Ani menjelaskan memahami manajemen air irigasi yang bersumber dari Waduk Jatigede sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan di saat musim kemarau. Kini, telah dirancang tata kelola air irigasi sekunder di bendung yang sedang dimodernisasi di dua lokasi yaitu Waladan dan Rambatan dan rehab di Bendung Rentang.

"Ini sangat penting mengingat saat petani akan memasuki musim tanam 2 (MT II) yaitu periode Mei hingga Agustus 2016 dimana pada periode ini Waduk Jatigede akan mengalirkan air pada debit antara 21,47 meter kubik per detik hingga 116,89 meter kubik per detik , sehingga pemenuhan terhadap kebutuhan debit air bisa mencapai 64 persen hingga 100 persen," kata Ani.

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk dan Cisanggarung, Kementerian PUPR akan melakukan sistem buka tutup pada pintu irigasi melalui Bendung Rentang  selama 12 jam yakni mulai 1 April 2016 sampai dengan 31 Agustus 2016 atau selama 5 bulan.  

"Bila air dari Jatigede kini mengalir 60 m3 per detik yang sampai di bendung Rentang sekitar 50 m3 per detik atau sekitar 16 persen kehilangan," ungkap Ani berdasarkan informasi yang diperoleh dari BBWS Cimanuk dan Cisanggarung.

Bendung Rentang menerapkan pelayanan irigasi selama 24 jam selama 4 bulan, namun karena saat ini sedang dilakukan modernisasi di bendung tersebut. Meskipun air Jatigede cukup tetapi tidak akan sampai ke petani karena terhalang belum siapnya proses modernisasi Bendung Rentang.
                   
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Litbang Kementerian PUPR, untuk menghasilkan 1 ton beras di Indonesia saat ini diperlukan air sebanyak 2500 meter kubik. Sedangkan di negara-negara produsen beras seperti Vietnam dan Thailand cukup dengan 1600 meter kubik air.

"Hal ini perlu diantisipasi dengan penerapan sistem irigasi yang tepat dan efisien, terlebih saat ini telah banyak varietas benih unggul dan teknologi budidaya padi yang dihasilkan oleh Badan Litbang Kementan yang lebih efisien dalam penggunaan air," kata Ani.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan