Kamis 14 Apr 2016 16:24 WIB

Unisi Kenalkan Mobil Balap Listrik Pertama Berbasis Android

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Winda Destiana Putri
Mobil Listrik
Foto: Republika/Dian Fath
Mobil Listrik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rugi rasanya jika tidak menyambangi booth IIMS Electric Car Show di pameran otomotif akbar Indonesia International Motor Show (IIMS) 2016 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.

Terdapat masa depan industri dalam negeri Indonesia berupa enam unit mobil listrik karya murni para mahasiswa Indonesia.

Ada satu booth yang sangat menggoda perhatian, yakni karya anak kampus Universitas Islam Indonesia (Unisi) Yogyakarta. Bukan hanya karena tampilan mentereng, data teknis yang lengkap, dan dimensi yang lebih besar, tapi juga  karena mengusung kombinasi teknologi elektrik dengan perangkat android.

Bayangkan, semua sistem operasional mobil listrik mereka bisa diatur dan dikontrol melalui perangkat handphone berbasis android.  Satu hal yang terbilang terobosan bagus.

Mobil yang dinamai Kaliurang Unisi 2 ini bisa dikendarai dari perangkat berbasis Android atau dikemudikan langsung. Bakremote control, pengemudi bisa duduk di kokpit sembari mendengar musik saat berkendara menggunakan tablet.

Ketua Tim Riset, Fandi Pasaribu mengungkapkan, penelitiannya tersebut menghabiskan waktu sampai tiga tahun. "Awalnya kami riset kendaraan berbasis listrik, harapannya teknogi yang kami risetkan bisa diproduksi teknologinya,  makanya kami pake riset kontroler," jelas Fandi kepada Republika.

Fandi memaparkan,  fokus di prinsip kontrol karena ia sangat yakin manusia tidak akan pernah terlepas dari gadget.

"Melihat itu kami makanya berpikir bagaimana sebuah kendaraan bisa dikendalikan oleh sebuah gadget. Makanya kami buatlah Appsnya menggunakan android," ucapnya.

Pengaplikasiannya, kata Fandi, berupa starter mobil, pengaturan speedometer hingga pengecekan aki."Harapannya nanti parking area kami juga bisa, kalau sekarang baru bisa maju mundur, ke depannya pengembangan belok kiri dan belok kanan," ucapnya.

Mobil balap buatan mahasiswa Unisi ini pun mampu menembus 10 lintasan sirkuit atau sekitar 15 kilometer dengan kecepatan 65 kilometer/jam dalam waktu 12 menit. Untuk sumber energi menggunakan listrik yang berasal dari baterai. Proses pengisian baterai membutuhkan waktu hingga empat jam.

Fandi berharap pemerintah turut memperhatikan karya anak bangsa dan terus mendorong kendaraan ini menjadi produksi massal.

"Kalau untuk target tahun dam tahun depan, kami ingin lolos dalam kompetisi formula tahunan untuk tingkat mahasiswa yang berskala Internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement