Kamis 07 Apr 2016 15:43 WIB

DPR RI Nilai Persiapan UN Kurang Matang

Rep: umi nur fadhilah/ Red: Esthi Maharani
Ujian Nasional
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ujian Nasional

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah permasalahan masih mengiringi penyelenggaraan ujian nasional (UN) tahun ini. Ketua Komisi X DPR RI, Teuku Riefly Harsya menyayangkan banyaknya keluhan dan permasalahan yang ditemukan di lapangan.

Menurutnya, apabila banyak pengaduan dari sebuah penyelenggaraan kegiatan, maka aktifitas tersebut kurang persiapan.

"Evaluasi yang kami lakukan, persiapan yang dilakukan Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan kebudayaan) kurang sigap mengantisipasi persoalan di lapangan," kata Teuku Riefly kepada Republika, Kamis (7/4).

Sebelumnya, pada hari pertama pelaksanaan UN tingkat SMA pada Senin (4/4) lalu, diwarnai berbagai temuan. Ombudsman sejumlah daerah di Indonesia menemukan sejumlah temuan yang diduga sebagai kunci jawaban.

Selain itu, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam mengakui, pada hari pertama ujian nasional berbasis komputer (UNBK) kemarin memang masih muncul kendala, khususnya di Kepulauan Bangka Belitung. Satu dari tiga kelas pelaksana UNBK di SMKN I Yogyakarta menunda ujian hingga delapan jam karena peserta kesulitan login soal.

Di sisi lain, terdapat dua SMA penyelenggara UNBK di Kabupaten Mimika, Papua, kekurangan komputer. Kepala SMA YPPK Tiga Raja Timika Yohanes I Pramana menyatakan, sekolahnya hanya punya 17 komputer. Padahal, peserta UNBK di sekolah itu berjumlah 46 orang.

Menyoal permasalahan UNBK, Teuku Riefly mengatakan, infrastruktur utama UNBK yakni, komputer, server dan listrik. Pun ia mengaku bingung jika ada sekolah yang terpaksa menunda pelaksanaan UNBK akibat kesulitan login.

"Kalau infrastruktur itu tidak disiapkan dengan baik, akan kacau pelaksanaannya," ujar dia.

Secara umum, ia berujar, permasalahan UN 2016 hampir sama di seluruh Indonesia. Namun, persoalan listrik yang paling utama untuk daerah tertentu. Ia mengaku sudah jauh-jauh hari mengingatkan pada Kemendikbud agar meneruskan kepada PLN ihwal persoalan listrik untuk menunjang UNBK.

"Jauh hari sudah kami ingatkan supaya ada MoU antara Kemendikbud dan PLN agar selama UNBK tidak terjadi pemadaman listrik," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement