Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

18 Tahun Reformasi, Mulai Muncul Disorientasi Identitas Bangsa

Sabtu 02 Apr 2016 15:06 WIB

Rep: c38/ Red: Dwi Murdaningsih

Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan

Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan

Foto: ANTARA

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, menyampaikan sosialisasi empat pilar MPR RI di Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (2/4). Ia menilai sebagian kalangan telah mengalami disorientasi identitas berbangsa setelah 18 tahun menikmati reformasi.

"Selama 18 tahun ini ada yang berpendapat bahwa kita, termasuk para pemimpin, mulai mengalami disorientasi. Seorang bupati maju karena keinginannya, tapi tidak tahu jadi bupati buat apa. Yang menjadi anggota DPR, camat, juga sama," kata Zulkifli, Sabtu (2/4).

Zulkifli menyatakan, tidak dimungkiri bahwa ada banyak capaian yang telah diraih bangsa Indonesia selama 18 tahun reformasi. Perubahan tersebut tampak mulai dari sektor politik, tata pemerintahan, ekonomi, sampai sosial masyarakat. Kendati demikian, 18 tahun reformasi juga disinyalir turut memunculkan disorientasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menurut Zulkifli, kondisi itu berkaitan dengan perubahan sosial yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia. Di era keterbukaan, generasi muda yang biasa disebut generasi Y telah merasakan perkembangan media sosial begitu pesat. Generasi ini sangat bergantung pada teknologi informasi. Apa yang terjadi di belahan dunia lain dapat diketahui dengan cepat.

Begitu kuatnya tekanan itu, kata Zulkifli, ada yang membayangkan identitas berbangsa akan porak-poranda pada tahun 2045 mendatang. Orang mulai kehilangan wawasan kebangsaan, sikap cinta tanah air, serta jauh dari identitas keindonesiaan. Ketika menjadi pejabat atau anggota DPR, dia hanya mencari untung untuk diri sendiri. Ia mengalami disorientasi dan tidak tahu tugasnya.

Dalam kondisi itulah, menurutnya sosialisasi empat pilar dan identitas kebangsaan perlu digalakkan. Zulkifli menuturkan pengalamannya datang ke kampus-kampus, di sana tidak ada pendidikan wawasan kebangsaan. Pancasila dianggap hanya urusan orang tua. Alhasil, generasi muda jauh dari rasa patriotisme dan nasionalisme.

"Lewat tekanan global yang diterima generasi Y, lama-lama kita tahu salah benar. Kita akan kehilangan identitas kebangsaan. Di sinilah pentingnya membangun karakter bangsa," ujar Zulkifli.

Sosialisasi diikuti oleh kurang lebih 200 peserta dari berbagai kalangan. Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Rektor I Universitas Tanjungpura, Aswandi, anggota DPR RI Dapil Kalimantan Barat, Sukiman, anggota DPRD Kalbar, tokoh ICMI, segenap anggota senat universitas, dosen, mahasiswa, LSM, dan camat.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler