Jumat , 01 Apr 2016, 15:58 WIB

Mentan Janjikan Alsintan untuk Demak

Red: Taufik Rachman
Antara/Dedhez Anggara
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kiri) mengamati proses panen padi menggunakan mesin Combine Harvester saat panen raya di Cikedung, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (30/3).
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kiri) mengamati proses panen padi menggunakan mesin Combine Harvester saat panen raya di Cikedung, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID,DEMAK -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjanjikan untuk memberikan bantuan 100 unit alat dan mesin pertanian (Alsintan) berupa combine harvester dan rice transplanter untuk petani di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

"Untuk mendapatkan bantuan alat tersebut, syaratnya harus memenuhi target penyerapan beras petani oleh Perum Bulog sebanyak 180.000 ton harus bisa terealisasi," ujar Andi Amran Sulaiman saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Bungo, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jumat.

Menurut dia, Perum Bulog tidak perlu terlalu ketat memeriksa beras petani, karena yang terpenting isinya memang beras hasil panenan mereka.

Selain menjanjikan alsintan, Mentan juga menjanjikan bantuan benih tanaman padi gratis untuk petani dengan luas lahan 25.000 hektare.

Pada kesempatan tersebut, dia juga mendorong para tenaga harian lepas untuk penyuluh pertanian agar lebih giat bekerja.

Tenaga harian lepas yang berhasil menyetorkan beras petani hingga 1.000 ton, juga dijanjikan bisa diusulkan untuk diangkat menjadi pegawai negeri sipil.

Subandono, Tenaga Harian Lepas (THL) Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian Demak mengungkapkan, hasil kerja tim untuk Kecamatan Wedung beras petani yang terserap sudah mencapai 1.200 ton.

Jumlah tersebut, kata dia, masih bisa bertambah, mengingat luas lahan sawah yang ditanami padi di Kecamatan Wedung mencapai 5.655 hektare yang tersebar di 16 desa yang merupakan daerah potensi pertanian.

Petani yang bersedia menjual berasnya ke Bulog, kata dia, kualitasnya memang tidak begitu bagus, karena ketika hasilnya cukup bagus biasanya dijual sendiri ke pedagang dengan harga yang lebih tinggi dari tawaran Bulog.

Berdasarkan Instruksi Presiden RI nomor 5/2015, harga gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 3.700 per kilogram dengan kadar air 25 persen, gabah kering giling (GKG) Rp4.650/kg dengan kadar air 14 persen dan beras medium Rp7.300/kg dengan kadar air 14 persen.

Untuk mendapatkan petani yang bersedia menjual berasnya kepada Perum Bulog, kata dia, dirinya bersama petugas THL lainnya mendatangi rumah-rumah petani yang sudah panen.

"Biasanya, kami hanya menanyakan apakah berasnya sudah laku terjual atau belum. Jika belum ditawarkan untuk disetorkan ke Bulog dengan harga sesuai ketentuan Inpres," ujarnya.

Terkait dengan janji Mentan terhadap THL yang berhasil membantu penyerapan Bulog hingga 1.000 ton, kata dia, akan diupayakan secara maksimal, mengingat harga jual beras di pasaran saat ini bersaing.

Karena ada program dari pemerintah untuk menyerap beras petani, kata dia, banyak pedagang yang mencoba menawarkan harga jual tinggi, sehingga harga jual beras di pasaran juga terdongkrak naik.

Meskipun demikian, kata dia, petani bersedia melepas gabahnya ke Bulog dengan harga Rp3.000/kg, dengan catatan tidak dibebani dengan biaya panen.

Pasalnya, kata dia, biaya panen per kuintalnya berkisar hingga Rp100 ribuan, sedangkan hasil panen per hektarenya bisa mencapai 7 ton gabah kering panen.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan