DPR Optimistis Pemerintah Mampu Bebaskan 10 WNI yang Disandera

Rabu , 30 Mar 2016, 13:28 WIB
Milisi Abu Sayyaf
Foto: krmagazine
Milisi Abu Sayyaf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Langkah cepat pemerintah Indonesia merespon penyanderaan 10 WNI oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina selatan patut diapresiasi.

Anggota Komisi I DPR RI dari FPKS Ahmad Zainuddin yakin dan optimistis pemerintah mampu mengatasi kasus panyanderaan tersebut dan membebaskan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf dalam keadaan selamat. 

"Saya melihat koordinasi Kemenlu, TNI dan BIN juga Polri sudah baik. Dengan pengalaman dan strategi yang baik, saya yakin TNI bisa mengatasinya dan membebaskan 10 WNI yang disandera," ujarnya, Rabu, (30/3). 

Dulu TNI sukses membebaskan WNI di Somalia. TNI tentu sudah memiliki strategi efektif baik persuasif maupun ofensif yang bisa digunakan dalam operasi pembebasan ini. 

Selain pentingnya operasi pembebasan WNI dari Abu Sayyaf, ada dua hal yang patut menjadi perhatian utama bagi pemerintah di masa akan datang. Pertama penyanderaan ini merupakan efek dari tidak terselesaikannya masalah regional di Filipina Selatan, yaitu separatisme dan terorisme. 

Dua, isu non-tradisional ini menjadi pekerjaan rumah ASEAN yang harus diselesaikan. "Jangan sampai Laut Sulu jadi seperti tanduk Afrika yang rawan pembajakan oleh milisi Somalia."

Negara-negara ASEAN sepertinya harus mereview code of conduct dan ASEAN Way. Ini masih dalam wilayah ASEAN.

ASEAN sudah mengumumkan komitmen Masyarakat Keamanan ASEAN sebagai pilar ASEAN Community. Mengapa ini bisa terjadi? Siapa yang menjamin kasus ini tidak berulang di masa depan jika masalah Filipina Selatan tidak selesai.