Jumat 11 Mar 2016 21:08 WIB

Komunikasi Islami Seimbangkan Dunia Akhirat

UMJ
Foto: UMJ
UMJ

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menciptakan keseimbangan antara tanggung jawab sosial dan ketuhanan menjadi hal yang penting dalam berkomunikasi sebagai bagian dari kehidupan manusia.

Komunikasi yang baik hendaknya bukan hanya dari sudut pandang pemikiran bangsa barat yang lebih berdasarkan kepada fenomena sosial saja, melainkan juga perlunya keseimbangan dari sudut pandang Islam.  Pandangan itu disampaikan Dr. Fal. Harmonis, Dosen Magister Ilmu Komunikasi Mikom Fisip Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), disela diskusi mingguan UMJ, Jumat (11/3). 

Melalui kegiatan dakwah sebagai media komunikasi, makan tujuan komunikasi bukan hanya untuk kepentingan sosiologis, melainkan juga kehidupan setelah didunia. "Komunikasi dari perspektif Islam, selain bertanggung jawab kepada manusia juga kepada Allah SWT," kata Harmonis.     

Ketika komunikasi berlangsung, hendaknya tidak hanya berpedoman pada kepentingan dunia saja, melainkan juga mengikuti kaidah Islam. Apalagi manusia memiliki sejumlah keterbatasan fisik dan akal. Sehingga kegiatan komunikasi massa yang dilakukan tidak hanya bernuansa politik maupun sosial, melainkan juga berdasarkan nilai moral atau ketuhanan yang berlaku.  

Harmonis juga menyebutkan komunikasi yang dilakukan sesuai prinsip Islam akan menghadirkan kedamaian dan keselamatan bagi masyarakat luas. Dalam konteks organisasi, melalui komunikasi organisasi Islami, maka akan terbangun budaya perusahaan (corporate culture) yang nyaman, menyenangkan dan saling menguntungkan baik perusahaan, karyawan maupun mitra bisnis. 

Menurut Harmonis, komunikasi Islami sendiri  memiliki beberapa karakter atau ciri. Seperti dibingkai dalam Al Quran dan hadist, mengandung kebaikan, mendorong perbuatan ma'ruf, melarang perbuatan munkar atau mendatangkan mudharat, serta menciptakan masyarakat yang beruntung dunia akhirat.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement