Rabu 02 Mar 2016 18:18 WIB

Perempuan Ternyata Masih Tabu Bicarakan Haid

Menstruasi dipengaruhi oleh otak, jika stres bukan tak mungkin jadwal datang bulan pun berantakan.
Foto: Prayogi/Republika
Menstruasi dipengaruhi oleh otak, jika stres bukan tak mungkin jadwal datang bulan pun berantakan.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- "Sedang kedatangan teman", "shark week", "on the rag" dan "Bloody Mary" adalah istilah perempuan Inggris untuk haid.

Menurut penelitian, yang berpusat dalam kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, kata haid masih tabu digunakan di banyak negara. Penelitian pada 90 ribu orang dari 190 negara menemukan perempuan menggunakan 5.000 istilah untuk haid dalam menghindari pembicaraan dengan teman atau saudara laki-laki.

Beberapa orang memilih bolos sekolah atau kerja untuk menghindari gejala datang bulan. Kebanyakan responden mengatakan menerima pengetahuan mengenai awal masa haid, namun banyak terjadi kesenjangan. Di Rusia, 75 persen mengatakan tidak menadapatkan keterangan cukup. Di Ukraina, sekitar 60 persen dan di India sekitar 40 persen.

Perempuan Puerto Rico adalah yang paling nyaman berbicara mengenai hal tersebut dengan teman kerja dan teman sekelas laki-laki mengenai masa haid. Sebaliknya partisipan dari Saudi Arabia sangat kecil.

Perempuan Puerto Rico juga menjadi yang paling nyaman berbicara masalah tersebut dengan saudara laki-laki. Perempuan Jepang hanya 13 persen yang mengatakan mereka merasa nyaman.

"Sangat disayangkan banyak perempuan merasa tidak siap untuk berbicara mengenai menstruasi, di banyak wilayah bahkan untuk berbicara dengan keluarga," kata Ida Tin, CEO Clue, perusahaan mengenai kesehatan perempuan yang berpusat di Berlin yang melakukan penelitian tersebut.

"Kami harap dengan peningkatan kesadaran dan edukasi mengenai pentingnya kesehatan perempuan, kita bisa membicarakan hal tersebut secara global," tambah Tin.

Sebanyak 17 persen dari partisipan mengatakan mereka bolos sekolah, kerja bahkan acara karena mereka takut seseorang mengetahui mereka sedang haid. Hal ini banyak terjadi di Australia, Brasil dan Chile, hampir seperempat partisipan bolos sekolah karena mereka sedang dalam masa haid.

Pada skala terakhir, hanya antara lima dan delapan persen orang Singapura, Indonesia dan Italia mengatakan mereka tetap berada di rumah karena mereka tidak mau orang mengetahui mereka sedang dalam masa datang bulan.

"Kami butuh melakukan lebih banyak untuk meyakinkan perempuan dan remaja putri dan mereka merasa nyaman berbicara mengenai kesehatan seksual dan reproduksi dan hak mereka, kata presiden Koalisi Kesehatan Perempuan Internasional Françoise Girard.

Penelitian tersebut diterbitkan pada Senin (29/2), dilakukan dengan menggunakan aplikasi kesehatan perempuan Clue, dengan bantuan Koalisi Kesehatan Perempuan Internasional yang berpusat di AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement