Rabu 17 Feb 2016 09:42 WIB

Cara Buat Pelajaran Sejarah tak Membosankan

Museum
Foto: Antara
Museum

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Para pengelola museum dan sekolah perlu bersinergi meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran sejarah nusantara yang belakangan ini mengalami penurunan.

"Banyak siswa yang menghindari pelajaran sejarah karena dianggap statis dan membosankan," kata pengamat media dan budaya populer Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Budiawan, Rabu (17/2).

Menurut Budiawan, rendahnya minat para pelajar terhadap mata pelajaran sejarah nusantara disebabkan belum adanya sinergi antara pengelola lembaga pendidikan dengan museum. Selain itu, menurut dia, ia menyayangkan hingga kini masih banyak pengajar yang menyampaikan materi sejarah dengan metode klasik atau tekstual.

"Seharusnya penyampaian materi sejarah saat ini bisa lebih dinamis misalnya dengan pembuatan animasi, drama, film pendek dan meningkatkan kunjungan ke museum," kata dia.

Melalui museum, ia mencontohkan, selain siswa dapat mengetahui kiprah para pahlawan di medan perang, sisi kepribadian seperti hobi, bahkan kedekatan seorang pahlawan dengan keluarga juga dapat dipelajari oleh siswa.

"Dengan demikian, materi sejarah tidak lagi terkesan statis dan membosankan bagi siswa," kata dia.

Sekretaris Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY Asroni mengatakan untuk di DIY, sinergi antara sekolah dengan museum telah difasilitasi oleh Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY melalui program wajib kunjung museum bagi siswa SD dan SMP. Dia berharap Disbud tetap dapat meningkatkan promosi serta penambahan bus wajib kunjung museum bagi siswa.

"Perlu penambahan bus, minimal tiga armada lagi," kata dia.

Jumlah armada untuk mengantarkan siswa mengunjungi museum yang disediakan oleh Disbud DIY, kata dia, saat ini berjumlah empat armada. Dengan jumlah itu, sekolah yang ingin mengunjungi museum dengan fasilitas bus tersebut harus menunggu hingga lima bulan.

Kendati demikian, ia mengapresiasi langkah Pemda DIY yang menginisiasi program wajib kunjung museum bagi siswa dan mahasiswa.Hal itu, kata dia, akan efektif membantu mengedukasi siswa serta menumbuhkan kecintaan mereka terhadap museum.

"Karena tanpa adanya kewajiban tersebut, besar kemungkinan siswa tidak mengerti tentang keberadaan museum," kata dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement