Jumat 05 Feb 2016 22:11 WIB

Musik dalam Dimensi Ruang Arsitektur

Arsitektur dan Musik
Foto: Dokumen UMJ
Arsitektur dan Musik

REPUBLIKA.CO.ID, Ari Widyati Purwantiasning dan Ahmad Mubarak Djuha (Arsitek Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta)

Memadukan musik dalam arsitektur mungkin bukan menjadi hal yang asing di telinga para arsitek di dunia. Bagaimana mengintegrasikan antara musik dalam ruang arsitektur.

Bagaimana menjadikan istilah tersebut seolah-olah menjadi me-musik-kan arsitektur dalam karya nyata itu mungkin yang harus digarisbawahi dalam pemikiran ini.

Hal ini dapat dikaitkan seperti dalam phrase Goethe seorang filsuf terkenal yang menyatakan bahwa architecture is a frozen music yaitu bahwa arsitektur adalah suatu musik yang beku.

Sementara untuk menandingi pernyataan tersebut Quincy Jones menyatakan bahwa if architecture is a frozen music then music must be a liquid archicture. Dengan kedua pernyataan tersebut maka tidak dapat dipungkiri bahwa keduanya yaitu musik dan arsitektur sangat erat berkaitan satu sama lainnya.

Banyak penelitian yang telah dilakukan dalam mencari kaitan antara musik dan arsitektur. Banyak perdebatan yang terjadi dalam mencari dan memilih melalui aspek apa sajakah keduanya dapat dicari keterkaitannya. Kedua karya seni tersebut memiliki banyak faktor yang dapat dikaitkan satu sama lainnya.

Selain faktor internal, ada juga faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proses terjadinya sebuah karya seni musik dan arsitektur. Faktor eksternal yang mempengaruhi di antaranya adalah faktor manusia, ruang dan waktu.

Saat berbicara tentang musik, harus didefinisikan di sini bahwa musik adalah suatu bunyi yang timbul karena gesekan, ketukan. Atau, pukulan yang dihasilkan oleh suatu alat musik atau beberapa alat musik yang dihasilkan oleh satu individu. Atau, beberapa individu yang berbeda-beda berdasarkan preferensi dan referensi dari setiap individu.

Hal ini tentunya berkaitan dengan sejarah, budaya, lokasi maupun selera seseorang. Musik juga dapat diartikan sebagai sebuah bentuk seni yang menggunakan media suara.

Di dalam musik terdapat beberapa elemen penting seperti pitch (yang mengatur melodi dan harmoni), rhythm (berkaitan dengan konsep tempo, meter dan artikulasi), dinamika dan kualitas sonic timbre dan tekskur. Sebuah musik tidak dapat dipisahkan dari segala elemen tersebut di atas untuk menghasilkan suatu karya seni yang tinggi.

Sementara itu arsitektur dapat diartikan sebagai sebuah ilmu merancang bangunan dalam skala mikro maupun makro. Dalam skala mikro arsitektur dapat diartikan sebagai ilmu meruang, dan dalam skala makro tentunya arsitektur dapat dikaitkan dengan ruang kota.

Sehingga, seorang yang memiliki keilmuan dalam bidang arsitektur yang dikenal sebagai arsitek. Dalam arti luas, dapat mencakup segala pekerjaan yang berbau merancang dan membangun segala sesuatu dari skala ruang dalam suatu hunian ataupun ruang bangunan sampai dengan skala ruang kota.

Dalam kenyataannya, sebuah karya arsitektur mencakup segala hal yang berkaitan dengan konstruksi, fungsi, estetika, ruang, tempat dan keteraturan. Ketika suatu irama dan harmonisasi sangatlah penting dalam dunia seni musik, maka kedua elemen tersebut juga menjadi penting dalam dunia arsitektur.

Untuk menghasilkan karya seni musik yang indah tentunya harus memiliki irama dan harmonisasi yang seimbang. Begitu juga dengan karya arsitektur, agar tidak menghasilkan karya yang tidak sesuai dengan prinsip arsitektural, tentunya irama dan harmonisasi menjadi sangat penting dicermati para pelaku seni musik dan arsitektur.

Ketika sebuah karya arsitektur dihasilkan tentunya tidak jarang musik memiliki peranan penting dalam proses perencanaan dan perancangannya. Musik dapat menjadi sumber inspirasi dalam desain.

Hal ini tentunya berkaitan dengan kepekaan antara kedua bidang tersebut, yang saling terkait dapat prinsip-prinsip estetikanya baik dalam harmoni, ritme, keseimbangan, penekanan dan lain-lainnya. Selain itu tema dan karakter dari sebuah karya seni baik arsitektur maupun musik akan menjadi kunci sebuah proses terjadinya sebuah karya seni.  

Sebagai contoh, saat seorang arsitek menggunakan musik sebagai stimulus dalam proses desainnya, maka hasil akhir desain tersebut tentunya tidak akan jauh berbeda ritme, harmoni dan keseimbangannya dengan jenis musik yang dipilihnya.

Kesan psikologis juga akan terbentuk dari proses perencanaan dan perancangan tersebut. Sehingga, wujud desain yang akan terbentuk akan terintegrasi dengan jenis musik yang dipilihnya.

Ketika seorang arsitek memilih musik rock yang berkonotasi maskulin, keras, dinamis dan tidak sesuai aturan, maka desain yang dapat divisualisasikan adalah bentuk desain yang didekonstruksi.

Mmisalnya, dengan pemakaian jenis material yang high technology, dengan bahan metal, dominan hitam dan putih. Dan kemungkinan, adanya sedikit warna yang dominan sebagai vocal point (warna merah misalnya), bentuk geometris yang tidak beraturan seperti arsitektur dekonstruksi.

Lain halnya ketika musik yang diperdengarkan adalah musik berirama melankolis. Maka, ruang yang dapat divisualisasikan tentunya adalah dengan bentuk yang organik menyesuaikan irama musik, dengan warna-warna lembut seperti warna pastel, menggunakan material-material yang minimalis.

Mengikuti perkembangan zaman, desain arsitektur berkembang dari mulai gaya klasik sampai dengan saat ini muncul gaya-gaya arsitektur yang dipengaruhi oleh peradaban maupun teknologi.

Begitu juga dengan musik, berkembang dari waktu ke waktu, dari musik klasik sampai saat ini berkembang dengan adanya musik rock modern maupun rock alternative. Hal ini menunjukkan adanya harmonisasi dan keseimbangan seni dengan alam yang saling mempengaruhi satu sama lainnya sesuai dengan fenomena alam.

Sebuah musik terdiri dari perwujudan angka-angka dalam not balok yang disusun dalam ruang harmoni waktu. Arsitektur juga merupakan perwujudan dari elemen-elemen material yang memiliki dimensi dan angka-angka, yang juga direalisasikan dalam ruang harmoni nyata dalam bentuk dimensi volume, panjang, lebar dan tinggi.

Dalam musik, dikenal dimensi ruang dalam musik yang memiliki dua ruang dalam waktu yaitu nada dan sunyi. Seperti dalam arsitektur yang memiliki dua ruang nyata dalam solid dan void seperti yang dinyatakan oleh Roger Trancik dalam teori Space and Place.

Kedua seni tersebut dapat disandingkan satu sama lainnya, karena keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Saat musik dan arsitektur keduanya memiliki dua dimensi ruang dan dimensi angka dengan perwujudan masing-masing melalui material yang berbeda tentunya, maka tidak dapat dipungkiri bahwa keduanya memiliki hubungan yang sangat erat.

Saat mendengarkan musik, tentunya pendengar akan mendapatkan sensasi tertentu dari suara yang dihasilkan. Begitu juga ketika melihat suatu karya arsitektur, maka penikmatnya akan mendapatkan sensasi tertentu juga dari wujud karya arsitektural yang dihasilkan.

Ilustrator dan arsitek asal Itali, Federico Babina dalam mewujudkan keterkaitan musik dan arsitektur, telah merilis seri ilustrasi terbarunya yang berjudul Archimusic. Di dalamnya terdapat 27 ilustrasi lagu yang diwujudkan dalam karya arsitektural.

Ke-27 ilustrasi tersebut di antaranya adalah lagu-lagu dari Miles Davis, Michael Jackson, Amy Winehouse, The Police sampai dengan Nirvana dan The Beatless.

Babina menyatakan bahwa musik dan arsitektur sangat erat kaitannya dalam cosmic connection. Sehingga, dalam ilustrasinya tergambar bahwa musik dapat diwujudkan dalam dimensi ruang arsitektur yang berkaitan dengan garis budaya.

Warna, irama, harmoni dan nuansa musik yang berbeda, dapat membentuk suatu volume dan transformasi bentuk arsitektur yang berbeda juga. Garis-garis horizontal pada karya arsitektural dapat menggambarkan suatu garis melodi dasar, sedangkan garis-garis vertikal dapat mengilustrasikan suatu harmoni dan disonasi sebuah musik.

Sementara bila melihat karya arsitektur yang diilustrasikan oleh Babina, sebuah bangunan seperti halnya perkembangan harmonik yang mengikuti pergerakan chords yang menghasilkan irama yang solid.

Akhirnya, dapat digarisbawahi di sini bahwa arsitektur merupakan proses dan produk dari sebuah perencanaan, perancangan dan konstruksi suatu ruang yang merefleksikan aspek fungsional, sosial dan pertimbangan estetika.

Arsitektur juga merupakan aspek pragmatis dari sebuah realisasi desain ruang yang melibatkan perencanaan, estimasi biaya dan administrasi konstruksi. Sehingga sebuah karya arsitektur adalah sebuah karya yang terlihat kasat mata, yang terwujud karena suatu proses desain yang awalnya merupakan sebuah ide.

Sama hal nya dengan musik yang berawal dari ide yang diwujudkan dalam lantunan suara dan bunyi-bunyian. Benang merah kedua karya seni tersebut adalah bahwasanya musik dan arsitektur keduanya adalah sebuah ide yang dapat diwujudkan dalam karya seni. Musik dapat diwujudkan dalam karya sebuah lagu, dan arsitektur dapat diwujudkan dalam sebuah bangunan yang secara kasat mata dapat dilihat wujudnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement