Rabu 03 Feb 2016 16:30 WIB

Guru PNS Jadi OTA Siswa Miskin

Rep: edy setiyoko/ Red: Damanhuri Zuhri
 Ribuan guru pegawai negeri sipil (ilustrasi)
Ribuan guru pegawai negeri sipil (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Karanganyar, Jateng, mempunyai tugas sampiran. Mereka diminta Bupati Yuliatmono, agar bersedia menjadi Orang Tua Asuh (OTA) bagi anak usia sekolah dari keluarga tidak mampu.

''Kami minta dengan penuh kesadaran guru PNS menjadi OTA anak usia sekolah darin keluarga tak mampu, maupun anak berkebutuhan khusus yang rentan putus sekolah,'' pinta Yuliatmono, Rabu (3/2).

Berkat guru PNS menjadi OTA, kata Yuliatmono, diharapkan anak asuh bisa terus mengikuti pendidikan dasar secara berkesinambungan. Sehingga lulus menempuh pendidikan dasar, syukur lebih dari itu.

Menurut Yuliatmono, guru PNS yang menjadi OTA diminta mencari murid yang tidak mampu secara ekonomi. Ataupun murid yang berstatus anak yatim, piatu ataupun yatim-piatu.

Mereka diminta membiayai pengasuhan dengan membayar tunai. Cara pembayaran guru pengasuh diberikan setahun sekali. Persisnya, saat masuk sekolah baru. Atau ketika kenaikan kelas.

Guru juga diminta untuk menyampaikan keterampilan yang dimiliki orangtua dari anak asuhnya. Dari hal itu, Pemkab Karanganyar akan memberikan bantuan yang sesuai dengan keterampilan yang dimiliki.

Misalnya, punya keterampilan menjahit, akan dibantu mesin jahit. Dengan  bantuan ini, diharapkan kehidupan ekonomi bisa meningkat.

Ketua Lembaga Gerakan Nasional OTA (LGNOTA) Kabupaten Karanganyar, Siti Khomsiyah, menambahkan, lembaga yang dipimpin memiliki peran strategis. Ini diujudkan, agar pelaksanaan Wajib Belajar (Wajar)  pendidikan dasar di sini terlaksana dengan baik.

Selama ini, dana asuh yang diberikan kepada OTA adalah Rp 150 ribu untuk siswa SD sederajat, Rp 250 ribu untuk siswa SMP sederajat, dan Rp 350 ribu untuk siswa SMA sederajat.

Di Kabupaten Karanganyar, jumlah anak asuh yang dibantu melalui LGNOTA cukup banyak. Pada 2013 lalu, jumlah anak asuh tercatat 1.014 siswa. Kemudian meningkat menjadi 2.857 orang pada 2014. Lalu mengalami penurunan menjadi 1.064 pada 2015 lalu.

Siti Khosiyah menambahkan, selain menggandeng guru PNS dan Ormas untuk menjadi OTA, LGNOTA juga membidik sejumlah perusahaan di Kabupaten Karanganyar untuk bisa menjadi mitra kerja.

Sejumlah perusahaan ini mempunyai dana /Coorporate Social Responsibility/ (CSR) untuk kegiatan sosial. Diharapkan, perusahaan menyalurkan dana CSR untuk membiayai anak asuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement