Selasa 02 Feb 2016 18:00 WIB

Unpad Buat Program Profesor Masuk Desa

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Winda Destiana Putri
Universitas Padjajaran
Universitas Padjajaran

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mulai tahun ini, Universitas Padjadjaran (Unpad) membuat program profesor masuk desa. Menurut Rektor Unpad, Tri Hanggono Achmad, program ini dibuat untuk menggenjot pembangunan di pelosok Jabar.    

"Kami membuat program ini, sebagai bagian dari hibah kepemimpinan akademik. Kalau di geser kesana (penelitian, red), akan kuat di daerah," ujar Tri kepada wartawan, Selasa (2/2).

Menurut Tri, program profesor masuk desa ini, dibuat untuk semangat membangun di desa. Terutama, untuk membantu menyelesaikan pembangunan di Jabar. "Tahun ini, kami mulai ke lapangan. Yakni, ke Cirebon dan priangan timur," katanya.

Saat ini, kata dia, jumlah profesor di Unpad ada 132 orang.  Bagi profesor yang siap produktif, Unpad akan memfasilitasi penelitiannya. Sedangkan untuk profesor yang tak bergerak ke daerah, maka akan memperoleh insentif tak sebaik profesor yang mau ke daerah.

"KKN, kan selama ini jarang profesor memimpin. Sekarang, profesor turun. Kalau ga, nanti jadi menara gading terus makanya harus turun," katanya.

Tri mengatakan, di generasi ketiga saat ini, Unpad harus bisa lebih kuat berperan untuk masyarakat. Yakni, akan dimulai dari regional Jabar. Karena, Provinsi Jabar jumlah masyarakatnya terbesar di Jabar.

"Kalau pembangunan di Jabar sukses, maka di daerah  lain juga bisa," katanya.

Ke depan, kata dia, Unpad pun akan memperbesar rasio mahasiswa sarjana digeser ke pasca sarjana. Saat ini, jumlah mahasiswa Unpad mencapai 36 ribu. Dengan komposisi, 70 persen sarjana dan 8 sampai 10 persen pasca. Kalau ingin berbuat untuk masyarakat, maka yang harus diperbanyak adalah penelitian. Yakni, dengan memperbanyak komposisi S2.

"Kami ingin nanti komposisinya, 50 persen S1 dan pasca 50 persen. Jadi, fifty-fifty," katanya.

Sementara menurut Ketua Senat Akademik, Oekan Soekotjo Abdoellah, untuk membangun Indonesia maka memulainya harus dari Jabar. Penelitian Unpad, harus memperhatikan dampaknya bagi kemaslahatan masyarakat. " Misalnya, bagaimana mengurangi angka kematian bayi, dan kemiskinan," katanya.

Ke depan, kata dia, penelitian pun harus melibatkan masyarakat. Dewan profesor, nanti akan merumuskan, dimana mereka akan berdiskusi masalah kemiskinan dilihat dari berbagai aspek. Misalnya, aspek kesehatan, ekonomi, pendidikan dan lain-lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement