Rabu 27 Jan 2016 13:00 WIB

Ford Gagal Kuasai Pasar

Red:

JAKARTA — Keputusan Ford Motor menutup operasinya di Indonesia menuai sejumlah tanggapan. Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra mengatakan, Ford Motor merupakan perusahaan yang fenomenal.

Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini begitu berjaya pada masanya. "Ford tadinya superior. Orang Jepang seperti dari Toyota belajar dari Ford. Dulu industri otomotif Jepang tidak ada apa-apanya. Ford menjadi yang terbaik," kata Amelia di Jakarta, Selasa (26/1).

Amelia mengatakan, di industri otomotif Ford menjadi pihak pertama yang sistemnya berjalan. Ia pun mengaku antusias untuk mempelajari sejarah Ford dengan mengunjungi museumnya yang luar biasa. Dari situ ia tahu, pendiri Ford Motor, Henry Ford, bukan ahli otomotif.

Makanya, jelas dia, setiap ada pertanyaan, pasti yang menjawab insinyurnya. Namun, ia menambahkan, industri otomotif itu ibarat lari maraton yang harus ditempuh dengan jarak yang panjang. Bila tak mampu bersaing maka akan tersingkir.

"Industri otomotif ibarat lari maraton yang memerlukan endurance (daya tahan). Perjalanannya panjang. Kalau tidak kuat bisa gugur," kata Amelia. Ia berharap, bila suatu saat semua tumbang, Daihatsu menjadi yang terakhir.

Sebelumnya, Ford memutuskan untuk hengkang dari pasar otomotif Indonesia dan  Jepang. Keputusan ini diumumkan oleh Presiden Ford Asia Pasifik Dave Schoch yang ditujukan kepada seluruh karyawan di dua negara tersebut.

Ford pertama kali masuk pasar Indonesia pada 2002. Ford memiliki 44 diler di Indonesia. Tahun lalu Ford berhasil menjual sekitar 6.000 unit kendaraan atau sekitar 0,6 persen dari total pasar mobil baru di Tanah Air.

"Di Indonesia, tanpa manufaktur lokal benar-benar tidak ada cara untuk bisa bersaing di pasar itu dan kami tidak memiliki mitra manufaktur lokal," ujar seorang  juru bicara Ford Motor yang berbasis di Shanghai, Cina.

Managing Director Ford Motor Indonesia (FMI) Bagus Susanto mengungkapkan keputusan mengejutkan diambil Ford. Bisnis Ford di Indonesia akan berhenti pada paruh kedua 2016 mendatang. Termasuk di dalamnya menutup diler dan menghentikan penjualan.

Penghentian juga dilakukan atas impor semua kendaraan Ford. Namun, kata Bagus, layanan kepada konsumen tetap berjalan. Sebab, perusahaan ini memastikan para pemilik mobil Ford tetap mendapat layanan purnajual, servis, serta garansi.

Direktur Marketing dan Aftersales Service Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy mengakui, dalam beberapa tahun belakangan industri otomotif di Tanah Air tidak mudah untuk dijalankan. Terlebih, dengan keadaan ekonomi yang melemah.

"Honda memandang, pasar otomotif bukanlah hal mudah. Ada persaingan yang semakin ketat," kata Jonfis. Ia menjelaskan, tahun lalu penjualan mobil Honda di atas 1 juta unit. Dengan angka tersebut, ia optimistis Honda mampu bertahan di Indonesia.

 

Apabila keadaan ekonomi akan semakin membaik, Jonfis meyakini bahwa industri otomotif pun akan lebih baik. Untuk itu, Honda terus berusaha mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Salah satunya dengan mengeluarkan produk baru. PT HPM baru saja menelurkan produk barunya, Honda BR-V. Selain produk baru, kata Jonfis, pihaknya juga memperluas jaringan.

Sementara itu, Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) Henry Tanoto mengungkapkan, berhentinya operasi FMI tentu melalui berbagai pertimbangan. "Mereka pasti berpikir mendalam sebelum mengambil keputusan," katanya.

Pengamat otomotif, Dewa Yuniardi, mengungkapkan, mobil-mobil dari Amerika Serikat dan Eropa belum dapat menguasai pasar di Indonesia. Berbeda dengan mobil Asia yang telah mendominasi di wilayah nusantara.

 

Menurut Dewa, Ford mundur akibat kurang populer di Indonesia. Selain itu, faktor lainnya, yakni kurangnya jaringan yang dimiliki Ford. "Mereka kurang banyak membangun jaringan. Purnajual jadi agak susah ketika konsumen akan menyervis mobilnya." rep: Rossi Handayani,Muhammad Nursyamsyi, Sapto Andika Candra/reuters, ed: Ferry Kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement