Senin 25 Jan 2016 13:44 WIB

4 Cara Hindari Resistensi Antibiotik

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Gunakan antibiotik dengan bijak agar tubuh tak justru merugi.
Foto: pixabay
Gunakan antibiotik dengan bijak agar tubuh tak justru merugi.

REPUBLIKA.CO.ID, Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) Kementerian Kesehatan RI, dr Hari Paraton SpOG(K), menjelaskan, bakteri yang sudah resisten di tubuh seseorang tidak bisa diobati.

Menurutnya resistensi antibiotik dapat menimbulkan kematian, karena antibiotik tak lagi bisa membunuh bakteri penyebab penyakit. Kurangnya kepatuhan penggunaan antibiotik menjadi penyebab seseorang mengalami resistensi antibiotik.

Selain itu, lanjutnya, penyebab banyaknya kasus resistensi antibiotik akibat mudahnya pasien membeli antibiotik di apotek, kios atau warung.  Seharusnya, antibiotik tidak dijual bebas dan harus berdasarkan resep dokter.

Menyimpan antibiotik cadangan di rumah, hingga memaksa dokter untuk minta dituliskan resep antibiotik, merupakan masalah yang terjadi di masyarakat. Ini dapat mendorong terjadinya resistensi antibiotika.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia yang juga pulmonologist, dr M Arifin Nawas SpP(K), MARS menambahkan ada cara untuk mengurangi resistensi antibiotik. Pertama,  jangan sembarangan mengonsumsi antibiotik. Hanya dengan resep dokter, dosis dan jangka waktu sesuai resep.

Kedua, jangan membeli antibiotik berdasarkan resep sebelumnya. Jika masih tersisa antibiotik sebaiknya jangan digunakan.

Ketiga, saat berobat ke dokter tanya mana yang mengandung antibiotik. Tanyakan dosis dan cara minumnya. Salah penggunaan antibiotik menyebabkan tidak efektif kuman kebal.

Keempat, habiskan obat sesuai anjuran. Pemberhentian antibiotik yang tidak sesuai waktu atau terlalu cepat bisa membuat bakteri bertahan hidup dan menyebabkaan infeksi berulang. Dan kelima pilek, batuk, diare pada umumnya tidak memerlukan antibiotik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement