Senin 18 Jan 2016 10:19 WIB

Bayi Tabung, Solusi 10 Menit Raih Keturunan

Rep: Aprilia Safitri Ramdhani/ Red: Indira Rezkisari
Bayi tabung (ilustrasi)
Foto: Foto : Mardiah
Bayi tabung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Sekitar 10-15 persen pasangan yang menikah, baru bisa memiliki setelah melewati satu tahun masa pernikahan. Sementara sisanya, dapat memiliki anak pada usia enam bulan masa pernikahan.

Selain itu, dari 40 juta pasangan usia subur terdapat 4 juta pasangan yang mengalami gangguan kesuburan. Mereka yang mengalami masalah gangguan kesuburan harus ditolong dengan menggunakan teknologi bayi tabung.

Terdapat beberapa faktor yang mendukung pasangan sulit memiliki anak, salah satunya akibat gangguan infertilitas. Gangguan ini, menurut dokter tim ahli SMART IVF RS Anna Pekayon, dr. Yassin Yanuar MIB, SpOG, Msc merupakan ketidakmampuan suatu pasangan yg telah berusaha untuk memiliki anak, dan telah melakukan hubungan seks secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi.

"Setiap tahunnya, pasangan yang menikah dan ingin segera memiliki anak jika dipersentasekan semakin menurun, hingga 3 persen. Untuk itu, tak jarang agar dapat memiliki momongan mereka membutuhkan bantuan teknologi medis, yakni dengan program bayi tabung," ungkapnya, beberapa waktu lalu.

Faktor penyebab lain ketika suatu pasangan sulit mendapatkan anak, lanjut sang dokter bisa diakibatkan dari dua pihak yakni dari pria dan wanita. Jika pada wanita bisa akibat adanya gangguan okulasi, ovarium, adanya kista, gangguan pada saluran telur dan lainnya. Sementara pada laki-laki, bisa diakibatkan karena kualitas sperma, kesehatan buah zakar dan penisnya sendiri.

"Jika pada wanita ada istilah penuaan reproduksi, dapat terjadi pada usia 40 tahun ke atas. Pada usia tersebut cadangan sel telurnya semakin menipis, sehingga mempengaruhi kesuburan wanita," katanya.

Akan tetapi, menurutnya ada juga wanita yang telah mengalami penuaan reproduksi dini. Hal ini diakibatkan oleh aktivitas, lingkungan serta tingkat stress wanita itu sendiri.

Pada kondisi normal, wanita umumnya memiliki cadangan telur sebanyak 700 ribu sel telur. Namun, seiring dengan bertambahnya usia akan semakin menipis jumlahnya, yakni hanya sebanyak 25 ribu sel telur.

Berdasarkan masalah-masalah tersebut, Yassin mengungkapkan bahwa melakukan program bayi tabung dirasa cukup penting bagi mereka yang hendak memiliki anak. Prosesnya cukup singkat, dengan cara mempertemukan sel sperma dan sel telur di luar tubuh manusia.

"Prosesnya hampir mirip inseminasi, di mana sejumlah 2-3 embrio akan ditanam kembali ke rahim si calon ibu dan hanya memerlukan waktu kurang lebih 10 menit," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement