Senin 11 Jan 2016 12:00 WIB

Mega: Pembangunan Bagai Poco-poco

Red:
Megawati
Megawati

JAKARTA - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menilai pembangunan yang sejauh ini berjalan di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum memiliki arah yang jelas. Ia kembali menggunakan tamsil tarian poco-poco untuk menggambarkan keadaan tersebut.

Menurut Megawati, program pemerintah daerah maupun pusat kerap berganti seiring pergantian tampuk kepemimpinan. Hal tersebut, dalam penilaian Megawati, masih terjadi pada pemerintahan saat ini di bawah Presiden Jokowi yang notabene didukung partainya pada pilpres lalu.

"Kalau mundur kayak tangan saya (sambil mencontohkan tangan digerakkan), mungkin masih baik. Tapi, kalau maju lima langkah, lalu mundur 10 langkah, seperti poco-poco," kata Megawati dalam sambutannya di pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I sekaligus peringatan HUT PDIP, di Jakarta Selatan, Ahad (10/1).

Ia menuturkan, pembangunan yang terkesan tak terarah itu membuatnya malu ketika diundang untuk menyaksikan pembangunan di Republik Rakyat Cina (RRC) beberapa waktu lalu. Menurut Megawati, ia diingatkan seorang petinggi Partai Komunis Cina soal perencanaan matang yang mereka lakukan untuk pembangunan. "Malu betul saya, aduh malu. Malu saya, Pak Jokowi," ujar Megawati.

Sebab itu, menurut Megawati, sudah saatnya Indonesia berpikir untuk merancang pembangunan jangka panjangnya. Megawati mengimbau agar rencana pembangunan itu dibuat dalam bentuk garis besar haluan negara (GBHN) jangka panjang seperti yang pernah dipraktikkan pemerintahan Orde Baru.

PDIP, kata Megawati, akan memperjuangkan pengembalian kewenangan penyusunan rencana jangka panjang itu kepada MPR. Selain itu, ia membuka kemungkinan merintis Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjadi Undang-Undang tentang Pembangunan Semesta Berencana.

Kritik dengan menggunakan tamsil tarian poco-poco tersebut bukan yang pertama kali dilontarkan Megawati. Pada Januari 2008, kritikan serupa ia lontarkan untuk pemerintahan yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla.

Komentar itu juga ia sampaikan dalam momen peringatan ulang tahun PDIP seperti kali ini. Bedanya, saat itu Megawati menyampaikan kritikan dalam kapasitas sebagai pemimpin parpol yang mengambil sikap sebagai oposisi pemerintah.

Selain dihadiri oleh kader PDIP, rakernas kemarin juga dihadiri beberapa tokoh lain di luar partai, di antaranya adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla, wakil presiden keenam RI Try Sutrisno, serta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Hadir juga perwakilan dari DPR seperti Wakil Ketua DPR dari Fraksi Geridra Fadli Zon dan Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS Fahri Hamzah.

Presiden Joko Widodo yang juga menghadiri rakernas langsung menjawab isi pidato Megawati melalui sambutannya. Jokowi mengatakan, sebagai presiden, dirinya setuju dengan masukan untuk membuat pola pembangunan jangka menengah, panjang, dan sangat panjang di Indonesia.

"Tadi kita dengar pidato yang disampaikan (Megawati), dan saya setuju bahwa pembangunan jangka menengah, jangka yang sangat panjang, berisi rencana-rencana besar kita," ujar Jokowi. Menurut Jokowi, Indonesia memang sudah seharusnya mulai serius memikirkan rencana pembangunan jangka panjang.

Presiden menegaskan, saat inilah waktunya untuk mulai memikirkan akan dibuat seperti apa Indonesia dalam 100 tahun mendatang. Dengan pola ini, seluruh pihak akan memiliki satu kepaduan langkah karena arah pembangunan sudah memiliki haluan.

Jokowi meminta seluruh pihak menjadikan pembangunan nasional semesta berencana sebagai pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. "Agar arah kita menjadi jelas," kata dia.

Dalam sambutannya, Jokowi juga membela diri terhadap pendapat sebagian pihak yang menilainya sebagai presiden yang kurang tegas. Menurut Jokowi, ketegasannya sudah dibuktikan dengan membakar kapal pencuri ikan dan mengeksekusi mati para gembong narkoba pada awal tahun lalu. Ia berjanji tak ragu mengambil kebijakan-kebijakan tegas lainnya bila untuk kepentingan bangsa. antara ed: fitriyan zamzami

***

Kata Presiden

1 Banyak yang menyampaikan Presiden Jokowi itu tidak tegas, tidak pemberani. Mana ada tidak tegas, tidak berani, penenggelaman kapal sampai 107 kapal?

2 Saya setuju bahwa pembangunan jangka menengah, jangka yang sangat panjang, berisi rencana-rencana besar kita.

3 Memang kita ingin berdaulat, kita ingin berdikari dan berkepribadian.

4 Jangan kaget pembangunan di Indonesia Timur berlipat dibandingkan yang lalu, baik jalan, bandara, airport, bendungan, dan lain-lain.

5 Mengapa kita ikut-ikutan takut (dengan MEA)? Seharusnya kita percaya diri. Meski banyak yang harus dibenahi, tapi kita bisa bersaing.

Pesan Megawati

1 Inilah tahun untuk menentukan kembali konsepsi dan strategi untuk mewujudkan Trisakti. Yaitu mempunyai jiwa tegas, tepat, dan tidak ragu-ragu.

2 Ya itu, (pembangunan di Indonesia) poco-poco, maju mundur. Duh, malu Pak Jokowi.

3 Sekarang (BUMN) diperlakukan seperti korporasi swasta. Mengedepankan bisnis semata.

4 Konsep dan strategi pembangunan yang dijalankan di tiap daerah berangkat dari visi-misi yang berbeda-beda. Marilah kita renungkan kembali, inikah yang disebut NKRI?

5 Jangan lupa untuk terus perluas UKM yang membuat hak paten serta sertifikasi tenaga kerja (menghadapi MEA). Negara juga harus selalu hadir.

Sumber: Pidato Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi dalam Rakernas I PDIP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement