Sabtu 09 Jan 2016 00:30 WIB

Pelaksana K-13 di Sleman Bertambah 158 Sekolah

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Andi Nur Aminah
Kurikulum 2013 (ilustrasi)
Foto: kawancerdas
Kurikulum 2013 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tahun ini penyelenggara Kurikulum 2013 (K-13) di Kabupaten Sleman bertambah sebanyak 158 sekolah. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Sleman, Arif Haryono menyampaikan penambahan penyelenggara K-13 tersebut sesuai dengan kebijakan Kementerian Pendidikan.

"Intruksinya memang penambahan penyelenggara K-13 itu bertahap, 25 persen setiap tahun di masing-masing jenjang. Jadi targetnya itu 2019 sudah 100 persen sekolah pakai K-13," kata Arif saat ditemui di kantor dinasnya, Jumat (8/1). 

Menurutnya penambahan sekolah itu meliputi, SD sebanyak 113, SMP 19, SMA 13, dan SMK 14. Namun angka ini di luar madrasah. Sebab kewenangan bagi lembaga pendidikan tersebut berada di bawah Kementerian Agama. 

Menurut Arif sekolah-sekolah itu sudah memenuhi keriteria sebagai pelaksana K-13. Disdikpora Sleman sendiri sudah mengajukan penambahan sekolah tersebut kepada Disdikpora DIY untuk disampaikan ke Kementerian Pendidikan. 

Adapun sekolah yang telah menggunakan K-13 sejak 2015 lalu sebanyak 33 unit. Seluruhnya terdiri dari SD 14, SMP enam, SMA delapan, dan SMK sebanyak lima sekolah. 

Guna mendorong kesiapan pelaksanaan K-13, Disdikpora Sleman telah melakukan berbagai program pembinaan guru. Antara lain berupa workshop, pendidikan kilat (Diklat), dan bimbingan teknis (Bimtek). 

Program ini dilakukan untuk meningkatan kapasitas dan kualitas pengajar. Baik guru yang merupakan pegawai Pemkab Sleman maupun Kementerian Agama. Selain tenaga pengajar, hal lain yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan K-13 adalah pengadaan materi ajar dalam bentuk buku. Mengenai hal ini, Arif mengatakan seluruh sekolah di Sleman sudah memiliki buku K-13. 

Buku tersebut merupakan pengadaan dari tahun sebelumnya, di mana K-13 sempat dicanangkan pada seluruh sekolah secara nasional. "Pengadaan buku sudah ada. Walaupun itu buku tahun lalu, tapi dasar-dasar materi pengajarannya masih sama," tutur Arif. 

Sementara itu, Kepala SMPN 2 Cangkringan, Hadi Suparmo menuturkan sekolahnya belum masuk ke dalam 158 sekolah yang diajukan sebagai penyelenggara K-13 tahun ini. Namun begitu ia bersama timnya siap untuk menerapkan kurikulum tersebut jika ditunjuk oleh Disdikpora setempat. 

Sebab seluruh pengajar di SMPN 2 Cangkringan sudah pernah menerima pelatihan guru K-13. "Kami memang masih pakai Kurikulum 2006. Tapi buku Kurikulum 2013 sudah ada. Jadi kalau nanti diminta ikut Kurikulum 2013, insya Allah siap. Kan nanti ada workshop lagi, jadi penyegaran lagi," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement