Jumat 08 Jan 2016 13:00 WIB

BTN Optimistis Prospek Properti 2016

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,BTN Optimistis Prospek Properti 2016

BINTI SHOLIKAH 

Sekitar 1,5 juta rumah siap dibiayai BTN.

JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk optimistis dengan prospek bisnis, terutama sektor properti, pada tahun 2016. Perseroan menargetkan pertumbuhan kredit 2016 mencapai 18-19 persen (yoy)

atau di atas target OJK di kisaran 12- 14 persen.

Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, adanya program pemerintah 1 juta rumah akan memberikan dampak mendorong pasar properti lebih menggeliat. BTN melihat permintaan perumahan, khususnya kelas menengah ke bawah, semakin meningkat. 

\"Juga ada semangat menggeliatnya persiapan para developeruntuk membangun permintaan segmen me - nengah ke bawah,\" jelasnya dalam konferensi pers seusai RUPSLB di Menara BTN, Jakarta, Kamis (7/1).

Sedangkan, untuk segmen menengah ke atas, khususnya high end, mengalami penurunan. Kondisi itu menjadi fondasi BTN dalam memproyeksikan permintaan pada 2016.

Dia mengakui, sebenarnya pada 2015 permintaan properti nonsubsidi turun. Hal itu terlihat dari realisasi permintaan nonsubsidi lebih rendah dari rumah bersubsidi.

Dalam program 1 juta rumah tersebut, sampai dengan November 2015 BTN sudah bisa membangun 438.096 unit. Angka itu terdiri atas rumah bersubsidi sebanyak 261.258 unit dan nonsubsidi 176.838 unit.

Nilai pembiayaan kredit tersebut hampir Rp 49 triliun untuk subsidi dan nonsubsidi.

Target peningkatan penyaluran kredit 2016 tersebut di antaranya berasal dari komitmen perseroan untuk melanjutkan program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah.

 
 
Maryono menyebutkan, pada 2016 paling tidak telah tercatat sekitar 1,5 juta rumah yang siap untuk di biayai oleh Bank BTN. Angka tersebut merupakan potensi pasar seluruh PNS di Indonesia. 

\"Kita sudah peroleh angkanya pada akhir tahun 2015 dan kami tinggal jalan saja pada tahun 2016,\" ucap Maryono. 

Di samping itu, manajemen juga berkomitmen akan terus meningkatkan kinerja yang akan tercermin pada harga saham perseroan. Harga saham BBTN per 31 Desember 2015 ditutup pada kisaran Rp 1.295 atau meningkat 7,47 persen dari posisi 2014 yang sebesar Rp 1.205.

Sementara itu, Bank Tabungan Negara (BTN) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) sudah mela - ku kan pembiayaan 1.034 unit rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) selama tahun 2015.

\"Guna mendukung program satu juta rumah yang dicanangkan oleh pemerintah, BTN sudah memfasili - tasi seribu lebih MBR untuk men dapatkan rumah idaman,\" ujar Commercial Consumer Funding Staff, Tan tri Mulya, Rabu (7/1).

Ia mengatakan, untuk tahun 2016 ini, BTN akan lebih fokus mengembangkan program satu juta rumah, yang mana rumah subdisi ini harganya tidak lebih dari Rp 116 juta dengan tipe 3 dan bunga tetap sebesar lima persen hingga 20 tahun.

 
\"Kita menargetkan tahun ini pem bia yaan rumah bagi MBR mening kat dibandingkan tahun sebelumnya,\" kata dia.

Menurut dia, animo masyarakat untuk membeli perumahan bersubsidi sangat tinggi karena mereka yang berpenghasilan rendah akan sangat terbantu. \"Di tengah perekonomian yang kurang baik saat ini, rumah subsidi sangat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan terhadap tempat tinggal,\" katanya.

Hingga 30 September 2015, aset Bank BTN mencapai Rp 166,04 triliun, meningkat sebesar 17 persen (yoy) dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 142,43 triliun. Peningkatan aset ini terutama didorong oleh kenaikan kredit dan pembiayaan serta dana pihak ketiga perseroan.

Kredit dan pembiayaan perseroan mencapai Rp 131,58 triliun atau meningkat 19 persen dari tahun 2014 yang sebesar Rp 110,54 triliun. Penggerak utama pertumbuhan kredit ber asal dari kredit perumahan. Sedangkan, untuk KPR subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), pangsa pasarnya mencapai 98 persen dari total penyaluran FLPP (fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan) sepanjang tahun 2015.

Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 124,47 triliun atau tumbuh 22 persen (yoy)

dari tahun 2014 sebesar Rp 101,84 tri liun. Sementara itu, laba bersih per seroan tercatat Rp 1,22 triliun atau meningkat sebesar 62 persen (yoy)

dari tahun 2014 sebesar Rp 755 miliar. (antara, ed: ichsan emrald alamsyah)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement