Senin 28 Dec 2015 22:05 WIB

Kenali Gejala Klinis Infeksi Virus Zika

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.
Foto: dinsos.jakarta.go.id
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam peta epidemi dunia, negara-negara di Asia termasuk daerah yang terpapar virus Zika, khususnya dalam bentuk ringan. Meski sejauh ini tidak pernah ada perjangkitan (outbreak) di kawasan Asia, namun tidak ada salahnya apabila Anda mengenali apa itu virus Zika.

Koordinator regional di kantor regional World Health Organization (WHO) Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan Virus Zika ditemukan pertama kali di Uganda saat 1947 pada monyet di hutan Zika. Lalu pada 1948 ditemukan pada nyamuk Aedes africanicus dan pada 1954 ditemukan pada manusia di Nigeria. ‎

Pada dasarnya, klinis penyakit ini ringan dan terbatas pada diri sendiri. "Keluhan dapat berupa bercak merah di kulit, demam, nyeri kepala dan mata terasa panas," ujarnya, Senin (28/12).

Virus Zika tergolong flavivirus, tadinya bentuknya hanya seperti demam berdarah tapi lebih ringan, ada juga yang menyebutkannya sebagai bentuk ringan dari penyakit Chikunguya. Penularannya terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes, tapi ada juga laporan dimana penularan terjadi melalui seks atau transplasental walaupun amat jarang.  

Sejauh ini belum ada obat antiviral dan belum ada vaksin untuk mencegah infeksi ini. Tjandra mengatakan dalam beberapa waktu ini, infeksi virus Zika diduga berhubungan dengan gangguan susunan saraf pusat dalam bentuk mikrosefalus dan retardasi (perlambatan pembaharuan) mental, salah satunya di Brasil.

Hingga kini dunia kesehatan masyarakat masih mengamati kejadian di Brasil tersebut dengan seksama. "Sejauh ini belum ada langkah kesehatan internasional yang khusus dilakukan," ujar pria yang pernah menjabat sebagai kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement