Senin 28 Dec 2015 16:00 WIB

Waspada, Si Silent Killer Terus Mengintai

Red:

Salah satu penyebab kematian utama, baik di Indonesia maupun dunia adalah penyakit jantung dan stroke. Penyakit ini cukup ditakuti masyarakat dunia, karena kemunculannya yang diam-diam dan bisa menjadi silent killer dengan akibat kematian secara perlahan bahkan mendadak.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2010, setiap tahunnya terdapat 15 juta orang di dunia yang menderita stroke. Sekitar lima juta orang di antaranya meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

Sementara itu, di Indonesia menurut data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2014 melaporkan, sekitar 41.590 orang meninggal akibat dua penyakit mematikan, yakni jantung dan stroke. Penyakit stroke menduduki peringkat pertama dunia, sebagai penyakit paling mematikan, sementara penyakit jantung menduduki peringkat kedua setelahnya.

Stroke merupakan gangguan serangan otak yang timbulnya mendadak akibat adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah ke otak. Dengan kata lain, menurut dokter Interventional Cardiologist Consultant Bethsaida Hospital Dr dr Raja Adil C Siregar MM SpJP, stroke ini merupakan penyakit pembuluh darah ke otak yang ditandai dengan adanya kematian jaringan otak.

Kematian jaringan otak tersebut disebabkan adanya penyumbatan, penyempitan, serta pecahnya pembuluh darah ke otak. "Penyebabnya beragam, termasuk karena pola dan kebiasaan yang tidak sehat," katanya, dalam beberapa waktu yang lalu dalam penjelasan soal penyakit tersebut di Tangerang, Banten.

Untuk penyakit kelainan jantung juga tergolong berbahaya bagi jiwa penderitanya. Penyebabnya adalah tidak berfungsinya organ jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Faktor pendorong kelainan jantung adalah genetik, terdapat infeksi, munculnya gangguan hipertensi, kelainan katup, adanya sumbatan, serta gangguan koroner.

Penyumbatan pada pembuluh darah jantung umumnya dikenal dengan penyakit jantung koroner. Penyakit ini akibat plak dari kolesterol dan lemak dalam darah. Plak itu secara otomatis memancing zat kalsium, sehingga mengeras pada pembuluh darah.

"Kalau terjadi gangguan atau penyumbatan, jelas dapat mengganggu kerja jantung. Gangguan sistem pembuluh darah koroner ini bukanlah tanpa sebab, awalnya muncul kolesterol atau plak yang dapat menghambat aliran darah," katanya.

Untuk pemeriksaan penyakit jantung adalah EKG, Treadmill Test, Echocardiography, CT Scan, dan Kateterisasi. Akan tetapi, semakin lengkap pemeriksaan yang dilakukan maka semakin lengkap pula kesimpulan yang didapat. Ada lagi yang diperlukan untuk pemeriksaan jantung koroner, yaitu CT Scan atau CA Score.

"CT Scan merupakan pemeriksaan komplit, sementara CA Score merupakan pemeriksaan untuk screening. Namun, CA Score merupakan bagian dari pemeriksaan CT Scan," katanya. Pemeriksaan CA Score sendiri, berguna untuk menilai jumlah angka (scoring) dari kalsium yang dibawa dari kolesterol. Semakin tinggi angka kalsium maka semakin besar sumbatannya.

Selain itu, CA Score juga bukan merupakan langkah terbaik untuk penilaian keseluruhan sumbatan di koroner. Akan tetapi, CA Score sangat dianjurkan untuk mempermudah pendeteksian. Baik pemeriksaan CT Scan maupun CA Score sama-sama memiliki keunggulan tersendiri.

Menurut Raja, penting untuk diingat bahwa penyakit stroke dan jantung tidak ada gejala spesifiknya. Untuk itu, pemeriksaan rutin sejak dini juga tak kalah penting dilakukan sebagai langkah pencegahan. Selain itu, perlu diketahui pula gejala-gejalanya, seperti keringat dingin dan sakit leher.

"Tapi, kebanyakan pasien yang paling sering kami tangani, biasanya tidak memiliki gejala. Jika pasien tiba-tiba mengalami kram dan sesak di dada akut penting untuk segera ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat," ujar Raja.

Berdasarkan riwayat penyakit ini, kata dia, pria lebih berisiko terkena penyakit jantung dan stroke ketimbang wanita.

"Hormon esterogen pada wanita dapat mencegah penyakit jantung dan stroke. Tapi, perlu diwaspadai ketika sudah menopouse, risiko terkena penyakit-penyakit itu justru lebih tinggi, karena produksi hormon estrogennya berkurang."

Hal yang paling sederhana yang dapat mencegah penyakit ini selain pemeriksaan screening, DSA (digital substraction angiography) dan calcium score adalah menjaga pola makan, menghindari faktor risiko, tidak merokok, serta menjaga pola pikir agar tidak mudah stres. rep: Aprilia Safitri Ramdhani  ed: Dewi Mardiani

***

Gaya Hidup tidak Sehat

Penyebab seseorang terkena penyakit stroke sangat berkaitan dengan gaya hidup serta pola makan yang tidak sehat. "Seperti kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman bersoda dan beralkohol, serta gemar mengonsumsi makanan cepat saji," kata dokter Interventional Cardiologist Consultant Bethsaida Hospital Dr dr Raja Adil C Siregar MM SpJP, beberapa waktu yang lalu dalam penjelasan soal penyakit jantung dan stroke di Tangerang, Banten.

Penyakit ini juga disebabkan oleh timbulnya kolesterol dan kalsium yang muncul juga diakibatkan oleh timbunan lemak di pembuluh darah. "Semakin banyak jumlah plak atau kolesterol dan lemak yang mengendap, semakin banyak pula jumlah kalsiumnya," kata sang dokter.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa kalsium yang muncul ini tidak ada hubungannya dengan konsumsi kalsium dari segelas susu yang diminum. Karena kemunculan kalsiumnya pun berbeda.

Orang yang berat badannya berlebihan atau kegemukan (overweight dan obesitas) berpotensi mengalami berbagai penyakit jantung dan stroke. Selain itu, orang gemuk juga berpotensi mengalami penyakit diabetes. 

Sebagian masyarakat mungkin berpendapat bahwa minuman instan dan berkarbonasi merupakan salah satu pemicu seseorang terkena obesitas. Hal ini dibantah Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Made Astawan.

Lemak, protein, dan gula yang tinggi yang biasanya banyak dimiliki orang gemuk justru menjadi salah satu pemicu diabetes. Penyakit ini juga memicu munculnya penyakit jantung dan stroke. Energi yang dihasilkan dari minuman berkarbonasi dibandingkan keju, telur, daging, dan roti, jauh lebih sedikit.

"Saat ini, orang tidak takut makan keju tapi sangat takut ketika minum minuman berkarbonasi. Padahal antara keju dan minuman tersebut, jumlah energi yang dihasilkan paling tinggi ialah dari keju, yaitu sebesar 227 kkal, sementara minuman berkarbonasi hanya sekitar 42 kkal," kata dia dalam penjelasan tentang penyakit-penyakit penyebab kematian utama di dunia.

Sementara itu, Dr Simon Salim MKes SpPD AIFO dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Bethsaida Hospital Tangerang, mengungkapkan, minuman berkarbonasi bukan merupakan pemicu utama diabetes, tetapi konsumsinya perlu dibatasi. Selain itu, yang tak kalah penting adalah menyeimbangkan pola hidup sehat dengan rutin berolahraga secara teratur.

"Penting untuk membatasi konsumsi keanekaragaman pangan untuk mencegah diabetes. Karena, semakin banyak makanan yang kita makan, maka semakin banyak pula lemak yang ditimbun di dalam tubuh. Lemak ini yang nantinya menjadi cikal bakal penyakit diabetes, jantung, dan stroke," ungkap Simon.

Untuk melengkapinya, Simon menyarankan agar setiap orang perlu melaksanakan kegiatan olahraga, baik ringan maupun berat sesuai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang dimiliki. Dengan rutin berolahraga dipercaya dapat mengurangi risiko terkena penyakit-penyakit tersebut.  ed: Dewi Mardiani

***

Perbedaan Pemeriksaan CT Scan dan CA Score

Pemeriksaan CA Score yang merupakan bagian dari pemeriksaan CT Scan, bermanfaat untuk mendeteksi gangguan serta hambatan di pembuluh darah koroner jantung.  Pemeriksaannya langsung menuju anatomi koroner, sehingga hasil yang didapat sangat cepat. Untuk itu, perlu dikenali perbedaan kedua pemeriksaan itu dalam mengetahui jumlah penyumbatan pada penderita jantung koroner, yaitu:

1. Pemeriksaan CT Scan :

• Merupakan bagian dari pemeriksaan jantung yang komplit

• Harganya lebih mahal

• Berguna untuk menilai sumbatan dari hasil CA Score

• Harus dipasang infuse

• Menggunakan zat kontras

• Harus disertai pengecekan fungsi ginjal

• Sebelum pemeriksaan harus puasa 4 jam

• Hasil baru didapat kurang lebih sekitar 2 jam

• Terdapat gambar yang cukup komplet

• Lebih banyak kemungkinan radiasi

2. Pemeriksaan CA Score :

• Merupakan bagian dari tahap screening

• Harganya jauh lebih murah (1/3 harga CT Scan)

• Sangat berguna menilai adanya sumbatan di dalam koroner jantung

• Tidak perlu melakukan pemasangan infuse

• Tidak menggunakan zat kontras

• Tidak memerlukan cek fungsi ginjal

• Tidak perlu puasa

• Hasil didapat dalam waktu 30 menit

• Tidak memiliki gambar komplit seperti halnya CT Scan

• Tidak banyak kemungkinan radiasi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement