Kamis 24 Dec 2015 17:08 WIB

Masih Minim Orang Pintar Indonesia yang Menulis Buku

Ketua Ikapi DKI Jakarta Afrizal Sinaro (kanan) saat tampil sebagai nara sumber acara IBF Goes To Campus di Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Jakarta, Rabu (23/12).
Foto: Irwan Kelana/Republika
Ketua Ikapi DKI Jakarta Afrizal Sinaro (kanan) saat tampil sebagai nara sumber acara IBF Goes To Campus di Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Jakarta, Rabu (23/12).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN – Penerbitan buku-buku Islam dalam beberapa tahun terakhir ini sangat marak. Namun kalau diperhatikan, mayoritas buku-buku Islam tersebut merupakan buku terjemahan, terutama karya para ulama dari Timur Tengah.

“Sekitar 70  persen buku-buku Islam yang diterbitkan dan beredar di Indonesia merupakan buku-buku terjemahan,” ungkap Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta Afrizal Sinaro pada acara IBF Goes To Campus di Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ciputat,  Cirendeu, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (23/12).

Talk show bertajuk “CEO Talk Entrepreneurship”  itu dihadiri Wakil Dekan I Fakultas Agama  Islam UMJ Hadiyan dan ratusan mahasiswa UMJ. IBF Goes To Campus merupakan kegiatan pra-event Islamic Book Fair  (IBF) 2016 yang akan digelar di Istora Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, 26 Februari hingga 6 Maret 2016.

Apakah Indonesia, khususnya umat Islam, kekurangan orang-orang pintar? “Sebenarnya Indonesia tidak kekurangan orang-orang pintar. Banyak ulama, dosen, intelektual dan sebagainya. Namun sedikit sekali dari mereka yang menulis,”  tutur Afrizal yang juga direktur utama Penerbit Al-Mawardi Prima.

Karena itu, Afrizal yang juga sekjen gerakan Ayo Membaca Indonesia (Amind) mengajak berbagai pihak untuk aktif menulis. “Kami mengajak berbagai pihak, khususnya para dosen dan mahasiswa UMJ, lebih khusus lagi para dosen dan mahasiswa Faktultas Agama Islam UMJ, mulai sekarang menulis. Menulislah, baik di media massa maupun dalam bentuk buku. Menulislah mulai sekarang,” papar Afrizal.

Afrizal mengemukakan, dewasa ini kesempatan untuk menulis terbuka sangat luas. “Banyak orang yang bisa menjadi tempat bertanya atau berlatih menulis. Banyak media yang menyediakan kapling untuk menulis. Banyak penerbit yang siap menerbitkan karya-karya Anda, terutama Penerbit Al-Mawardi,” tutur Afrizal Sinaro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement