Jumat 18 Dec 2015 07:10 WIB

Duduk Dua Jam Terus-menerus Berefek Sama dengan Sebatang Rokok

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Aktif berolahraga sangat disarankan karena baik bagi kesehatan tubuh.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Aktif berolahraga sangat disarankan karena baik bagi kesehatan tubuh.

REPUBLIKA.CO.ID, Perwakilan Osteoporosis Indonesia dr Andi Kurniawan SpKO mengungkap ada sebuah penelitian yang sangat bagus, yang mengatakan bahwa “Sitting is New Smoking”. Ini adalah penelitian yang dilakukan di London tahun 2012 mengatakan bahwa kalau merokok bisa menurunkan 10 menit harapan hidup, tapi ternyata duduk dua jam terus menerus itu bisa memberi efek yang sama

“Jadi sama, sitting is the new smoking,” ungkapnya, beberapa waktu lalu.

Karena itu, Andi menyarankan agar tidak duduk terus menerus selama dua jam. Sebelum waktu duduk mencapai dua jam, coba berdiri dan bergerak. Misalnya berputar-putar di dalam ruangan atau senam di tempat.

Penelitian lain menyebutkan saat seseorang duduk 50 persen atau setengah dari jam bangun, maka risiko kematian meningkat dari 21 persen menjadi 86 persen. Jadi bagi yang kebanyakan duduk risiko penyakit juga kematian meningkat.

“Bahkan bagi yang aktif sekalipun, sudah melakukan olahraga 30 menit per hari selama lima kali dalam seminggu, tapi ternyata banyak duduk juga diatas 50 sampai 75 persen, maka risikonya juga sama,” ungkapnya.

Survei menemukan hanya 16 persen masyarakat Indonesia yang melakukan olahraga reguler 30 menit per hari selama lima kali dalam seminggu. Survei bertajuk  ‘gaya hidup sehat dan aktif’ yang dilakukan Perosi bersama Fonterra Brands Indonesia juga menemukan alasan masyarakat Indonesia mau berolahraga maupun tidak.

Dari 351 responden yang tersebar di lima kota, Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar, diketahui bahwa alasan mereka berolahraga karena 87 persen ingin menjaga berat badannya, 86 persen ingin meningkatkan energi dan 74 persen ingin meningkatkan moodnya.

Sedangkan dari 84 persen masyarakat yang kurang olahraga bahkan tidak sama sekali, alasan tidak melakukan olahraga sebagian besar karena tidak memiliki waktu. “Sekitar 90 persen masyarakat mengaku tidak memiliki waktu. Sebanyak 27 persen mereka mengaku malas dan sembilan persen mengaku lelah, capek untuk melakukan olahraga atau tidak punya energi,” ujar dr Andi Kurniawan SpKO.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement