Selasa 15 Dec 2015 17:42 WIB

Yarsi Gelar Konferensi Internasional Halal

Rep: sri handayani/ Red: Taufik Rachman
Halal
Foto: muslimdaily
Halal

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Universitas Yarsi menyelenggarakan rangkaian konferensi internasional tentang halal bertajuk World Academic and Research (AR) Congress 2015.  

Acara berlangsung di Auditorium ar-Rahim, Kompleks Kampus Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Ini diselenggarakan atas kerjasama Universitas Yarsi dan Kolej Universiti Islam Antarabangsa Selangor (KUIS).

Kepala Pusat Penelitian Halal Universitas Yarsi Anna Priangani Roswiem mengatakan, ada beberapa tujuan diselenggarakannya World-AR 2015. Pertama, untuk meningkatkan pengetahuan peserta terhadap isu-isu halal kaitannya dengan berbagai bidang, khususnya industri, pendidikan, dan penelitian.

Acara ini juga diharapkan dapat memberikan informasi tentang hasil-hasil penelitian tentang halal dari berbagai bidang ilmu. Dalam acara ini juga dilakukan penandatanganan MoU antarinstitusi peserta kongres dari Indonesia dan Malaysia.

Ada lima pembicara dihadirkan dalam satu diskusi panel bertema Towards Strengthening Economics and Halal Spectrums: Roles of Industry, Educators, Scholars, and Researchers. Para pakar yang berbicara dalam diskusi tersebut antara lain Mulyorini Rahayuningsih dari LPPOM MUI (Indonesia), Shayaa Othman dari Universal Crescent (Malaysia),  Winai Dahlan (the Halal Science Center, Chulalangkorn University (Thailand), Mohammad Alghzewat (Mutah University, Karak-Jordan (Brunei Darussaam), dan Dr. Dir. Camad Hj. Ishmael Edre, Regional Director for South Luzon, National Commision  for Muslim (Filiphina).

Winai Dahlan memaparkan kepedulian pemerintah Thailand terhadap produk halal dengan adanya government project mereka di the Halal Science Center, Chulalangkorn University, Thailand. Cucu dari ulama Indonesia, Ahmad Dahlan ini, membuat riset bernama H4E. Ini merupakan formulasi baru dari E-numbering yang telah lama dikenal dalam industri makanan di seluruh dunia.

H4E (H for E-numbering) merupakan kode bahan yang dipakai dalam proses produksi bahan pangan. H berarti halal. Kode ini memisahkan antara bahan-bahan yang halal, haram, dan meragukan berdasarkan riset yang telah dilakukan terhadap lebih dari 86.000 sampel. Kode yang diambil diadaptasi dari E-numbering yang telah ada.

Proyek ini kini masih dalam masa pengkajian oleh para ulama. “Untuk menyatakan suatu bahan halal, bukan tugas ilmuwan, tapi ulama. Oleh karena itu kami masih perlu mendengar pandangan dari mereka,” ujar Winai.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement