Senin 07 Dec 2015 12:57 WIB

Nyeri Punggung? Mungkin Skoliosis Sebabnya

Rep: C04/ Red: Indira Rezkisari
Bentuk tulang yang mengalami skoliosis.
Foto: mayoclinic
Bentuk tulang yang mengalami skoliosis.

REPUBLIKA.CO.ID, Nyeri di bagian belakang tubuh tak semata terjadi karena faktor gaya hidup. Kelainan bentuk tulang belakang juga menyebabkan bentuk tulang belakang melengkung dan membungkuk, atau dikenal skoliosis.

 

Dalam mengatasi skoliosis tersebut, perlu adanya penanganan khusus dari spesialis ortophedi dan juga pemeriksaan radiologi. Tujuannya agar dapat diukur seberapa parah lengkungan yang terjadi.

 

Penanganan skoliosis, bila ditemukan lengkungan secara dini dapat ditangani dengan cara non-bedah seperti latihan gerak punggung atau jika perlu dengan menggunakan brace (baju penyanggah). Namun bila lengkungan mencapai 45 derajat maka diperlukan tindakan pembedahan untuk melakukan koreksi lengkungan dan sekaligus pemasangan implan batang logam dan sekrup untuk menyangga.

 

“Bila tidak dilakukan koreksi maka ada risiko lengkungan semakin memburuk dan pastinya akan mengganggu aktivitas sehari-hari sang pasien. Belum lagi kelainan bentuk punggung menjadi sangat buruk jika dilihat dari nilai estetika bentuk tubuh seseorang. Hal ini, tak jarang juga dapat mempengaruhi kondisi  psikologis pasien, sehingga mereka menjadi tidak percaya diri dan minder,” tutur spesialis orthopedi dan tulang belakang, dr. S. Dohar A.L. Tobing SpOT, K-Spine (Spine & Skoliosis) dari MRCCC Siloam Hospitals Semanggi.

 

Namun secara keseluruhan sebenarnya kondisi ini dapat diatasi dengan mengkonsumsi obat-obatan,  hingga melakukan fisioterapi. Walau, tak jarang jika kondisi dan keluhan sudah semakin parah juga memerlukan tindakan pembedahan.

 

Tindakan pembedahan ini dilakukan apabila ada gangguan saraf yang melatarbelakangi nyeri dari gangguan tulang belakang tersebut. Tujuannya tak lain agar pasien dapat kembali melakukan aktivitasnya secara normal, tanpa mengalami gangguan yang dapat menghambat aktivitasnya dalam bekerja.

 

Akan tetapi, setelahnya Dohar juga mengungkapkan agar pasien tetap menjaga pola hidup yang sehat. Tidak hanya soal makanan sehat, tapi juga pola aktivitas yang sehat. Tidak boleh terlalu memforsir diri untuk bekerja terlalu keras, tanpa memikirkan kondisi fisiknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement