Senin 07 Dec 2015 05:29 WIB

Jaringan Sekolah Islam Terpadu Jatim Beri Penghargaan Guru Desa

Pemberian 'JSIT Jatim Award' di Surabaya pada Ahad (6/12).
Foto: Ist
Pemberian 'JSIT Jatim Award' di Surabaya pada Ahad (6/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Guru merupakan tulang punggung pengembangan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan kualitas pendidikan yang baik, maka sumber daya manusia Indonesia semakin unggul dan meningkat. Untuk membangun kualitas guru yang lebih baik, langkah apresiasi dan penghargaan kepada guru juga dibutuhkan.

Sebagai peringatan Hari Guru 2015, Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Jawa Timur (Jatim) menyelenggarakan acara pemberian 'JSIT Jatim Award' kepada insan guru SIT inovatif dan berprestasi di Jatim. Acara tersebut juga disemarakkan dengan seminar bertema 'Meningkatkan Mutu Guru SIT Sambut Generasi Emas' yang dihadiri Ketua JSIT Pusat Syukro Muhob.

Syukro menyatakan, setidaknya 64 persen sistem pendidikan di Indonesia, masih bergantung kepada kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar di kelas. Karena itu, seorang guru SIT dituntut mempunyai keahlian dan kemampuan lebih sehingga bisa inovatif dan kreatif dalam memberikan pembelajaran kepada para siswanya di kelas.

Syukro menyampaikan, pada dasarnya semua guru SIT adalah pejuang dalam dunia pendidikan. Sosok guru SIT telah teruji sebagai pribadi tangguh yang konsisten berdakwah melalui bidang pendidikan. Untuk itu, semua guru SIT diharapkan terus mampu beraktivitas, meningkatkan kapasitas, dan melatih kompetensinya.

"Guru juga harus melatih diri agar kepribadian dan ilai ketakwaan menjadi bingkai dalam melaksanakan tugasnya di sekolah masing-masing," katanya di acara yang dihadiri 1.000 guru SIT se-Jatim di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Ahad (6/12).

Selain seminar dan pemberian 'JSIT Jatim Award', dalam acara ini pula diberikan kafalah (tunjangan) guru desa dari Lembaga Manajemen Infaq (LMI) sebesar Rp 220 juta. Disaksikan para tamu tamu undangan dan seluruh peserta yang hadir, Ketua JSIT Jatim Yuli Sugiarto secara simbolis memberikan kafalah kepada guru desa.

"Dengan ini, diharapkan kesejahteraan guru SIT di daerah terpencil bisa lebih meningkat sehingga mampu berkiprah lebih baik lagi dalam proses pendidikan di sekolah-sekolah SIT," ujar Yuli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement