Kamis 03 Dec 2015 16:32 WIB

Hati-Hati, Sikap Apatis Bisa Jadi Tanda Anda Miliki Penyakit Jantung

Rep: Puti Almas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Terserang sakit jantung
Foto: thetransferfactorindonesia.com
Terserang sakit jantung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apakah Anda sering merasa malas dan kurang motivasi dalam menjalani aktivitas sehari-hari? Jika hal ini terjadi secara berkelanjutan, Anda harus waspada.

Dalam penelitian yang ditulis di jurnal Practical Neurology, sikap apatis semacam malas yang terjadi untuk jangka panjang merupakan salah satu ciri seseorang mengidap penyakit jantung. Bahkan, bisa lebih berbahaya dari penyakit itu.

Sikap apatis yang dimaksud di sini berbeda dengan depresi. Pada depresi, seseorang mudah merasa putus asa dan cenderung tak pernah bahagia karena selalu melihat sisi buruk dari suatu hal.

Namun, orang yang memiliki sikap apatis kadang tetap merasa bahagia. Bahkan, dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat (AS) pada 2009 lalu, apatis yang dialami seseorang merupakan gejala dari setidaknya 33 penyakit.

Selain penyakit jantung, gejala ini bisa terjadi pada orang-orang yang mengalami parkinson, penyakit Lyme, dan sindrom kelelahan kronis. Tak hanya itu, sikap apatis juga menjadi tanda saat Anda kekurangan vitamin B12 dan testosteron.

Penyebab munculnya gejala apatis ini sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa bukti menunjukan terjadi perubahan di daerah otak yang berhubungan dengan area kecil di dasar sistem utama tubuh manusia itu.

Peneliti dari Oxford mengatakan terdapat aktivitas frontal yang lebih banyak pada otak orang-orang yang bersikap apatis. Kesimpulan ini didapatkan dari tes psikologis yang dilakukan terhadap 40 relawan dengan MRI scan.

"Sejauh yang kami ketahui, orang-orang dengan sikap apatis memiliki pergerakan otak yang berbeda dan ini membantu kami untuk menemukan cara mengatasi hal tersebut," ujar profesor Husain dari tim peneliti Oxford, dilansir Daily Mail.

Salah satu pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi sikap apatis adalah dengan obat. Dopamin disebut sebagai obat yang sesuai, karena bereaksi untuk kunci kimia dalam otak.

Karena itu, Dopamin bisa membantu orang-orang merasa lebih baik. Bahkan, membuat kita senang melakukan hal-hal yang bermanfaat.

 

Baca juga:

Yuk, Kenali Penyebab Timbulnya Sakit Punggung

Kabur dari Rumah, Gadis Ini Tinggal di Warnet Selama 10 Tahun

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement