Rabu 25 Nov 2015 20:52 WIB

Khatijah, 35 Tahun Mengabdi Sebagai Guru di Daerah Terpencil

  Seorang guru mengajar dua kelas sekaligus di ruangan terbuat dari bambu di SD Negeri Girijagabaya, di Kampung Sinarjaya, Muncang, Lebak, Banten, Rabu (27/11). (Antara/Asep Fathulrahman)
Seorang guru mengajar dua kelas sekaligus di ruangan terbuat dari bambu di SD Negeri Girijagabaya, di Kampung Sinarjaya, Muncang, Lebak, Banten, Rabu (27/11). (Antara/Asep Fathulrahman)

REPUBLIKA.CO.ID,PANGKALAN SUSU -- Khatijah, layak dianggap teladan karena menjadi guru di desa terpencil yakni di Desa Pangkalan Siata, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara.

Khatijah, di Pangkalan Susu, Rabu, mengaku dirinya telah menjadi pengajar di desa terpencil itu dengan berbagai tantangan tugas selama 35 tahun.

"Saya sudah 35 tahun mengabdikan diri untuk menjadi guru di desa terpencil, dengan mengarungi laut untuk sampai ke lokasi dimana mengajar," katanya.

Setiap paginya, Khatijah menuju ke sekolah bersama teman sejawatnya dengan menggunakan transportasi laut untuk sampai ke lokasi tugas.

Arus laut yang terkadang berombak tidak menjadi halangan baginya untuk terus mengabdikan diri di salah satu sekolah dasar yang ada di desa terpencil di Kabupaten Langkat itu.

Meski rintangan dalam perjalanan bisa mengancam keselamatannya, Khatijah mengaku tetap semangat dan pantang menyerah sebagai bentuk keikhlasan hati dan kecintaan terhadap dunia pendidikan.

"Satu jam perjalanan laut baru sampai ke sekolah dimana tempat saya mengajar," katanya.

Ibu tiga orang anak itu mengaku bercita-cita untuk mencerdaskan anak bangsa yang ada di Kabupaten Langkat.

Biasanya, begitu sampai di dermaga, dirinya harus memanjat dermaga lagi dan menempuh perjalanan empat kilometer dengan berjalan kaki untuk mencapai sekolahnya.

"Yang membuat diri terus bertahan selama 35 tahun untuk membagikan ilmu buat para anak didik karena cinta terhadap dunia pendidikan," katanya.

Selain itu, Khatijah juga selalu teringat dengan janji jabatan yang diucapkannya yang membuatnya harus terus bertahan dan mengajar dengan ikhlas meski harus mengarungi laut dan berjalan kaki menuju ke sekolahnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement