Selasa 24 Nov 2015 14:37 WIB

Presiden Jokowi: Kualitas Manusia Indonesia Ditentukan Guru

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Mendikbud Anies Baswedan (ketiga kanan) menyapa sejumlah guru yang hadir pada acara puncak Peringatan Hari Guru Nasional ke-21 Tahun 2015 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (24/11).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Mendikbud Anies Baswedan (ketiga kanan) menyapa sejumlah guru yang hadir pada acara puncak Peringatan Hari Guru Nasional ke-21 Tahun 2015 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARA -- Presiden Joko Widodo mengatakan bukan hanya sekedar sebuah pekerjaan melainkan menyiapkan masa depan bangsa.

"Ini yang harus digarisbawahi. Saya yakin bahwa karya guru akan melukiskan wajah masa depan RI," kata Presiden saat berpidato dalam acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional 2015 di Istora Senayan Jakarta, Selasa (24/11).

Menurut Jokowi, kualitas manusia Indonesia ditentukan oleh para guru, sehingga para pengajar ini membentuk anak Indonesia yang bekerja berdasarkan etos kerja dalam karya. "Saya ingin ajak semua untuk gunakan momentum ini mengingatkan peran penting guru dalam pendidikan karakter bangsa," kata Presiden.

Jokowi juga menyebut guru adalah agen perubahan karakter bangsa. "Itu bisa dimulai di kelas, di sekolah. Sekolah bukan hanya tempat menuntut ilmu, tapi sebagai arena pembelajaran anak membentuk karakter," katanya.

Presiden mengatakan nilai-nilai seperti etos kerja, kerja keras, integritas, kejujuran, optimisme, disiplin, gotong-royong, bisa ditumbuhkan dan menjadi kebiasaan yang dimulai dari ruang kelas. "Anak-anak kita akan terbangun karakternya ketika dapat inspirasi, teladan, praktik nyata dari pembelajaran di kelas-

kelas," kata Jokowi.

Presiden juga mengingatkan bahwa mendidik anak itu bukan hanya guru maupun orang tua di rumah, tapi juga lingkungan serta teknologi. "Pada malam hari ada yang mendidik televisi. Itu bisa mempengaruhi. Ada lagi sekarang namanya mendsos (media sosial), Facebook, Youtube, Twitter, Path, Instagram, itu sangat mempengaruhi karakter anak kita," kata Presiden.

Jokowi meminta para guru memberi kekuatan mendidik sehingga menahan pengaruh negatif teknologi yang berkembang saat ini.

Menurut Presiden, pembangunan karakter bangsa menjadi tantangan abad 21, sehingga guru diharapkan membuat karakter bangsa. "Bangsa kita bisa jadi bangsa pemenang kalau punya karakter bangsa pemenang, bukan pecundang," katanya.

Presiden juga mengingatkan bahwa persaingan itu tidak hanya antarkota, antarprovinsi, tetapi antarnegara.

Jokowi juga mengungkapkan mulai 1 Januari 2016 sudah dibuka Masyarakat Ekonomi ASEAN yang membuat mobilisasi barang, orang antar negara begitu cepat.

"Saya titip sekali lagi, bangsa ini harus jadi bangsa pemenang. Kita harus bekali masa depan kita dengan mentalitas pemenang, positif, kreatif, berani bersaing karena era ke depan adalah era kompetisi," kata Presiden.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement