Selasa 17 Nov 2015 10:55 WIB

10 Jam Duduk Sama Bahayanya dengan Sebatang Rokok

Rep: C04/ Red: Indira Rezkisari
Terlalu banyak duduk dan kurang bergerak memicu munculnya berbagai penyakit bahkan hingga kematian.
Foto: flickr
Terlalu banyak duduk dan kurang bergerak memicu munculnya berbagai penyakit bahkan hingga kematian.

REPUBLIKA.CO.ID, Canggihnya kemajuan teknologi, membuat orang malas untuk beraktifitas dan menggerakkan tubuh. Sehingga mengakibatkan mereka terlalu asik duduk dan berdiam diri di rumah.

Namun, tahukah Anda bahwa duduk dan berdiam diri di rumah atau di kantor selama 10 jam lebih sama saja dengan mengkonsumsi rokok sebanyak satu batang ? Menurut Dr. Simon Salim, MKes, SpPD, AIFO, sebuah studi di Inggris bahkan juga mengatakan bahwa duduk selama 10 jam lebih dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung sebanyak 14 persen.

“Hal ini patut untuk diwaspadai, terutama bagi mereka yang tidak merokok dan sudah menjaga diri dari jangkauan rokok. Duduk berdiam diri dalam jangka waktu lama justru bebahaya, dikarenakan tubuh berhenti berfungsi secara efektif sebagaimana mestinya, sehingga berbagai macam penyakit mudah masuk,” kata sang dokter.

(baca: Gula Kopi Starbucks Lebihi Aturan Kesehatan)

 

Ia melanjutkan bahwa pada studi Kesehatan Perempuan yang dilakukan oleh University of Queensland telah menunjukkan bahwa duduk selama berjam-jam dan tidak melakukan kegiatan aktif telah menjadi penyebab utama gangguan penyakit jantung pada wanita. Ketika kita duduk untuk jangka waktu yang lama, perubahan enzim terjadi pada otot-otot kita yang dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah.

 

“Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk bangkit dari tempat duduk sekali dalam satu jam untuk sekedar berjalan-jalan sebentar atau pergi ke kamar mandi. Terlalu banyak duduk sama berbahayanya dengan merokok. Bahkan jika dibarengi dengan latihan fisik selama 30 sampai 60 menit sehari, tidak cukup untuk menyeimbangkannya,” lanjut Simon.

 

Akan tetapi hanya dengan lima menit bergerak dari kursi setiap jamnya dapat mencegah bahaya risiko terkena penyakit tersebut.

 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement