Jumat 13 Nov 2015 08:32 WIB

Rawan Cedera Otak, Bukan Berarti Anak tak Boleh Main Bola

Rep: C32/ Red: Indira Rezkisari
Anak bermain bola
Foto: flickr
Anak bermain bola

REPUBLIKA.CO.ID, Federasi Sepakbola AS merencanakan membuat pembatasan umur untuk anak-anak yang melakukan teknik menyundul bola dengan kepala saat bermain sepak bola. Belum lagi peneliti dari University of Birmingham mengungkapkan anak kecil sangat rentan menderita cedera otak bila menyundul bola dengan kepalanya.

Dokter Michael Grey dari University of Birmingham juga mengungkapkan bahkan ketika menyundul bola dengan teknik tersebut tidak langsung menderita gegar otak namun ada dampak lain. Menurutnya jika terjadi berulang kali sama saja seperti menumpuknya cedera otak berkali-kali yang dapat menyebabkan neuro-degenerasi.

Beberapa pernyataan tersebut nampaknya bukan berarti menjadi penghalang bagi anak-anak bermain sepak bola. "Bukti saat ini tidak cukup pada risiko cedera otak untuk membenarkan larangan serupa di Inggris. Asosiasi sepak bola Inggris juga akan membuat panduan permainan bola seaman mungkin,” kata juru bicara dari Asosiasi Sepak Bola Inggris, dikutip dari Guardian, Jumat (13/11).

(baca: Empat Manfaat Sarapan Pagi Bagi Anak)

Grey mengatakan, studi mengenai dampak pasti menyundul bola dengan kepala pada otak masih harus dilakukan lebih komprehensif. Tapi Grey menambahkan, ia menyetujui pembatasan kontak anak usia muda dengan teknik menyundul bola di kepala. Alasannya, ada bukti yang menganjurkan kalau menyundul bola dengan kepala bisa mengakibatkan masalah di otak. Setidaknya orang tua diminta untuk mewaspadai isu ini, demi kehati-hatian.

Tapi, apakah orang tua perlu melarang anaknya bermain bola dan menyundulnya dengan kepala? "Kalau saya punya anak kecil, saya akan mengajak mereka main bola. Semua anak harus aktif berolahraga. Tapi saya akan masukkan mereka di tim bola yang tidak mengajarkan menyundul bola dengan kepala."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement