Kamis 12 Nov 2015 14:55 WIB

UGM Kembangkan Masker Antipolusi Asap

Rep: c97/ Red: Esthi Maharani
masker
masker

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Kelompok peneliti nanoteknologi dari UGM tengah mengembangkan masker antipolusi asap. Berbeda dengan masker biasa, masker ini berisi lembaran partikel berukuran nano yang mencegah partikel asap masuk ke paru-paru.

"Di grup penelitian, kita membuat filter nano membran untuk menyaring polusi asap," kata peneliti Dr. Kuwat Triyana salah satu anggota peneliti dan peserta International Conference on Science and Technology (ICST) di Ballroom Hotel Eastparc Yogyakarta, Kamis (12/11).

Menurutnya masker yang berisi filter berukuran nano terbuat dari polyvinyl alcohol dan chitosan. Masker ini sengaja dibuat untuk mengurangi dampak polusi asap kebakaran hutan dan lahan bagi kesehatan. Meski penelitian masih dalam skala laboratorium, penelitian ini kata Kuwat sudah hampir rampung. Bahkan direncankan dalam bulan ini akan dibuat 10 produk masker yang siap diuji di lapangan.

"Rencananya kita akan menguji di Palangkaraya, namun karena asap di sana sudah mulai berkurang. Kita alihkan dalam bentuk model asap untuk menguji seberapa jauh partikel asap yang lolos," ujarnya.

Menurut Kuwat masker biasa yang memungkinkan 70 persen partikel lolos terhirup masuk ke dalam paru paru. Sedangkan masker yang berbahan dari membran nano mampu mencegah partikel asap yang masuk kecuali molekul udara atau oksigen.

Kuwat mengemukakan apabila penelitiannya sudah berhasil, masker antipolusi asap ini akan segera diluncurkan dan diproduksi massal dengan harga yang relatif murah. Hal itu dilakukan dalam rangka mengurangi dampak polusi asap kebakaran hutan yang hampir terjadi setiap tahun.

Adapun kendala yang dihadapi untuk melakukan produksi massal masker anti asap ini adalah terkait pengadaan mesin pembuat tisu membran partikel berukuran nano.

"Kita membutuhkan kebijakan dari pemerintah atau universitas untuk membantu proses di tingkat hilir ini," kata Kuwat.

Rektor UGM Prof Ir Dwikorita Karnawati mengatakan penelitian nano teknologi di UGM sudah berkembang pesat. Bahkan beberapa penelitian sudah bekerja sama dengan peneliti dari luar negeri. Dia menyebutkan pemanfaatan nano teknologi di bidang biomedis salah satunya untuk produk Gama-CHA untu material pengganti tulang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement