Jumat 06 Nov 2015 17:00 WIB

Waspada, Erupsi Baru Jari Belum akan Berhenti

Red:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MATARAM - Erupsi Gunung Baru Jari, anak Gunung Rinjani, di Nusa Tenggara Barat (NTB) diperkirakan belum akan berhenti dalam waktu dekat. Masyarakat dan pemerintah daerah diminta tetap waspada dan terus mengikuti perkembangan aktivitas Gunung Rinjani.

Kepala Subbidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Timur Indonesia Badan Geologi Kementerian ESDM Devy Kamil Syahbana mengungkapkan, Gunung Baru Jari masih berpotensi meletus. "Masyarakat atau pengunjung tidak beraktivitas di seluruh area di dalam kaldera Rinjani dan radius tiga kilometer dari kawah Baru Jari," ujarnya, Kamis (5/11).

Ia juga mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Rinjani untuk menyiapkan masker karena arah dan kecepatan angin tidak dapat diprediksi. Selain itu, menurut dia, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran Sungai Kokok Putih agar mewaspadai potensi banjir bandang.

Devy menjelaskan, sejak 25 Oktober terjadi peningkatan kegempaan vulkanis dan intensitas letusan yang terus meningkat. Bahkan, pada 2 November pukul 06.00 WITA terekam kegempaan yang terus-menerus serta energi aktivitas yang meningkat signifikan. "Ini berkaitan dengan aktivitas letusan yang terus-menerus hingga saat ini," ungkapnya.

Ia menuturkan, potensi bahaya primer yang dapat membahayakan masyarakat secara langsung saat ini adalah aliran lava dan jatuhan piroklastik di dalam radius tiga kilometer dan di seluruh area di dalam kaldera Rinjani. Menurut dia, potensi hujan abu dapat terjadi dan lokalisasinya sangat bergantung pada arah dan kecepatan angin. "Ancaman bahaya sekunder dapat berupa banjir bandang di wilayah-wilayah yang dilewati aliran Sungai Kokok Putih," katanya.

Sebelumnya, Kepala BPBD NTB M Azhar mengatakan, jumlah warga yang berada di sekitar gunung diperkirakan mencapai 40 ribu orang di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat, dan Lombok Timur. Ketika status dinaikkan menjadi siaga, para penduduk akan dievakuasi ke arah Kecamatan Pemenang, Lombok Utara. Di lokasi tersebut juga akan disiapkan tempat evakuasi. Sementara, evakuasi di Lombok Timur diarahkan ke Kecamatan Aikmel.

Sebaran abu dari Baru Jari juga sudah mencapai Kota Mataram sejak Rabu (4/11) pukul 22.00 WITA. Terkait hal itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Supardi, mengatakan, BPBD berinisiatif untuk membagikan 700 masker pada gelombang pertama. Jika abu tetap menguar, BPBD akan melakukan pembagian masker gelombang selanjutnya. Selain itu juga disiapkan posko kesehatan untuk mengantisipasi terjadinya korban.

Warga Kota Mataram, Yusril Arwan, mengaku kaget saat melihat permukaan mobil miliknya sudah dipenuhi debu yang berasal dari abu vulkanis Gunung Baru Jari. Ia menuturkan, intensitas sebaran debu bergerak relatif cepat.

Sementara itu, General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok (BIL), Pujiono, mengungkapkan, debu vulkanis Gunung Baru Jari berada tepat di arah selatan jalur penerbangan. Alasan itu yang akhirnya membuat otoritas bandara membatalkan semua jadwal penerbangan.

"Penyebabnya sekarang bandara ditutup karena debu saat kemarin mengarah ke barat dan kebetulan di BIL tidak terkena. Dari barat kemudian mengarah ke barat daya, kita mulai waspada," ujarnya, kemarin.

Menurut dia, pembakaran pada mesin pesawat membutuhkan udara bersih. Jika yang diisap butiran debu maka kompresor pesawat pasti akan mati.

Pujiono mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima informasi kapan aktivitas letusan abu vulkanis Gunung Baru Jari akan reda. Otoritas bandara terus melakukan koordinasi dan diskusi untuk memutuskan hal-hal mengenai penerbangan.

Secara total, empat bandara tetap ditutup hingga Jumat (6/11), menyusul erupsi dari Gunung Baru Jari. Di antaranya, Bandara Internasional Ngurah Rai (Kuta, Bali), Bandara Internasional Lombok Praya (Lombok, NTB), Bandara Selaparang (Lombok, NTB), dan Bandara Blimbingsari (Banyuwangi, Jawa Timur).

Juru Bicara Bandara Internasional Lombok (BIL), I Gede Sandi, menuturkan, akibat penutupan bandara, semua penerbangan domestik dan internasional dibatalkan. Total terdapat 27 jadwal penerbangan domestik dan dua penerbangan internasional yang dibatalkan dengan total penumpang diperkirakan mencapai 3.016 untuk domestik dan 348 untuk internasional. 

Dia mengatakan, langkah antisipasi yang dilakukan oleh maskapai dan PT AP I adalah mengarahkan penumpang untuk mendapat pengembalian uang tiket. Sedangkan, penumpang tujuan Denpasar diarahkan menggunakan transportasi laut dan darat.

"Kita sudah menyiapkan taksi dan bus bagi penumpang yang akan menuju Denpasar melalui darat. Kita terus memberikan informasi," ungkapnya. Gede Sandi menjelaskan tidak terjadi penumpukan di bandara karena kondisi tersebut sudah diinformasikan sebelumnya. rep: Muhammad Fauzi ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement