Selasa , 27 Oct 2015, 16:09 WIB

Amran: Lahan Menjadi Kendala Bagi Investasi Sektor Pertanian

Rep: debbie sutrisno/ Red: Taufik Rachman
Humas Kementan
 Mentan Andi Amran Sulaiman
Mentan Andi Amran Sulaiman

REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan ada investasi Rp 131,1 triliun untuk sektor pertanian. Namun investasi belum bisa direalisasikan karena kendala lahan pertanian.

''Ada 32 investor yang menggarap peningkatan produksi padi, gula dan daging sapi,'' kata Amran di Makkasar, Selasa (27/10). Namun untuk mendapatkan lahan susah, sementara lahan yang ada dikuasai pemerintah.

Amran mencontohkan, saat ini banyak pabrik gula yang membutuhkan lahan untuk ditanami tebu, namun karena tempat mereka berdekatan dengan kawasan hutan yang tidak bisa digunakan, maka produksi pabrik gula menjadi tidak maksimal. Karena jika membuka lahan di tempat yang jauh, maka ongkos produksi pun dipastikan bakal meningkat.

"Makanya kami saat ini meminta kepada presiden untuk membantu pembebasan lahan. Artinya bukan menghilangkan, tapi seperti tukar tempat. Ada lahan hutan yang dijadikan tempat produksi. Nanti ada lahan yang dijadikan hutan lindung baru," ujar Amran dalam Penandatangan Investasi Gula, Jagung dan Sapi di Sulawesi Selatan, Selasa (27/10).

Sejauh ini terdapat 15 pabrik gula yang memiliki kesiapan dan komitmen untuk memperluas kebun tebu seluas 200 ribu hektare. Selain itu terdapat 19 pabrik gula yang akan mengembangkan lahan seluas 500 ribu hektar dengan total investasi Rp 95 triliun.

Investasi ini diyakini mampu membuka lapanhan kerja baru bagi 3,38 juta jiawa. Dengan semua pabrik gula yang memulia tahap kontruksi, Kementan menargetkan produksi gula pada tahun 2019 mencapai 4 juta ton.

Di bidang pengembangan jagung, terdapat empat investor yang siap menyuplai dana untuk industri pakan ternak pada lahan hutan 50 ribu hektar dan lahan Perhutani 265 ribu hektar. Total investasi yang akan diberikan mencapai Rp 4,1 triliun. Dengan target produksi jagung pada 2019 mencapai 5 juta ton.

Gubernus Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo menuturkan, sebagai ketua asosiasi Gubernur se-Indonesia, dia akan mencoba mengkomunikasikan kebutuhan lahan ini agar bisa difasilitasi semaksimal mungkin. Sehingga daerah di mana pun bisa membantu Kementan untuk menggunakan lahan hutan mereka agar bisa digunakan untuk produksi pertanian.

Menurut Syahrul, gula, jagung dan sapi merupakan produk yang pertanian yang dikonsumsi masyarakat Indonesia secara umum dan menjadi kebutuhan mendasar. Untuk itu mau tidak mau pemerintah harus memberikan kebijakan yang bisa menunjang industri tersebut.

"Ini harus dijadikan strategi kita ke depan. Karena produk ini bukan hanya meningkatkan perekonomian tapi juga bisa meningkatkan jumlah tenaga kerja," papar Syahrul.

Dia menjelaskan, meski pemerintah harus menjaga kawasan hutan agar tetap terjaga, namun kawasan ini pun jangan sampai dibiarkan menganggur. Artinya lahan yang bisa digunakan tanpa merugikan sisi lain, baiknya tetap dimaksimalkan.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan