Rabu 21 Oct 2015 11:33 WIB

Ini Ciri Kanker Kulit yang Mudah Dikenali

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Tahi lalat
Foto: dermaultra.com
Tahi lalat

REPUBLIKA.CO.ID,‎ LONDON -- Apakah Anda memiliki lebih dari 11 tahi lalat di lengan kanan? Kalau iya, Anda harus berhati-hati. Pasalnya berdasarkan penelitian terbaru ditemukan bahwa orang yang memiliki lebih dari 11 tahi lalat di lengan kanan berisiko lebih tinggi terkena kanker kulit.

Para ahli mengatakan mereka telah menemukan cara baru untuk menilai apakah seseorang mungkin berisiko terkena melanoma (jenis kanker kulit yang dapat menyebabkan kematian).

Menurut para peneliti dari King College London, sekitar 20 sampai 40 persen dari melanoma diduga berasal dari adanya tahi lalat. Seseorang yang memiliki lebih dari 100 tahi lalat pada tubuh adalah 'prediktor kuat' untuk itu.

Penelitian memeriksa data dari 3.594 perempuan kembar. Perawat khusus dari Rumah Sakit St Thomas, London, diminta menghitung tahi lalat di 17 area tubuh masing-masing orang. Jenis kulit, rambut dan warna mata dan bintik-bintik juga dicatat untuk penelitian.

Jumlah tahi lalat di lengan kanan dapat memprediksi berapa banyak tahi lalat yang Anda miliki di tubuh. Studi dilanjutkan dengan melibatkan pria dan wanita. Orang-orang dengan lebih dari tujuh tahi lalat di lengan kanan mempunyai sembilan kali risiko memiliki lebih dari 50 tahi lalat di seluruh tubuh.

Mereka yang punya lebih dari 11 tahi lalat di lengan kanan lebih mungkin memiliki lebih dari 100 tahi lalat di tubuh mereka.

"Kami menyimpulkan jumlah lengan dengan lebih dari 11 tahi lalat terkait risiko signifikan memiliki lebih dari 100 tahi lalat, yang dalam dirinya sendiri merupakan prediktor kuat dari risiko melanoma," ucap penulis utama penelitian, Simone Ribero seperti dikutip dari mirror.co.uk baru-baru ini.

Temuan ini dapat berdampak signifikan bagi perawatan primer dan memungkinkan dokter lebih akurat memperkirakan jumlah total tahi lalat pada pasien. "Ini berarti bahwa lebih banyak pasien berisiko melanoma dapat diidentifikasi dan dipantau," kata dia. Penelitian tersebut telag diterbitkan dalam British Journal of Dermatology.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement