Kamis 15 Oct 2015 18:00 WIB

Masker Yang Tepat untuk Pencegahan

Red:

Sesuai dengan konsep upaya pencegahan primer, sekunder, dan tersier yang sudah disebutkan oleh Dr dr Agus DwiSusanto SpP (K) FAPS, ternyata penggunaan alat pelindung diri seperti masker atau respirator sangat direkomendasikan. Alat tersebut dapat digunakan masyarakat yang terkena dampak kabut asap. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kedua alat tersebut didesain khusus untuk mengurangi paparan partikel berbahaya yang dihirup oleh manusia. Soalnya, partikel-partikel dari kabut asap itu bisa mengakibatkan serangan ISPA.

 

Sejauh ini, baik jenis masker N95 maupun masker bedah sama-sama memiliki manfaat untuk mengurangi masuknya partikel-partikel berbahaya tersebut ke dalam tubuh. Menurut Agus, berdasarkan penelitian, masker bedah yang selama ini cukup sering dipakai orang, didesain hanya untuk menangkal partikel besar tetapi tidak untuk partikel kecil.

Penetrasi masker bedah, menurut penjelasan Agus, sekitar 60-70 persen partikel tersebut masih dapat masuk ke saluran pernapasan. Penggunaan masker N95 memang terlihat lebih baik dari masker bedah karena dapat menghalangi 95 persen partikel yang masuk. "Akan tetapi di beberapa penelitian, penggunaan masker N95 dan masker bedah ternyata tidak jauh berbeda," kata Agus, dalam kesempatan yang sama.

Hal ini, lanjutnya, berhubungan dengan teknik pemakaian masker N95 yang tidak tepat sehingga manfaatnya kurang lebih hampir sama dengan penggunaan masker bedah biasa. Untuk itu, apabila digunakan dengan cara yang benar, penggunaan masker N95 dapat mengurangi gejala gangguan pernapasan tersebut.

"Walau begitu, sebenarnya masker ini juga memiliki keterbatasan berupa ketidaknyamanan penggunaannya karena jenis bahannya yang tebal dan terbatas hanya bisa digunakan delapan jam sehari (disposable)," lanjutnya.

Agus juga menambahkan, penggunaan masker N95 berdasarkan literatur Kementerian Kesehatan (Kemenkes) direkomendasikan untuk beberapa kondisi saja, di antaranya seseorang yang memang terpaksa harus berada di luar ruangan saat kondisi asap cukup pekat. Penggunaannya juga harus memenuhi syarat individual fit test agar kemampuan proteksinya lebih baik.

"Penelitian tentang penggunaan berbagai jenis masker ini masih terus berjalan hingga sekarang. Sementara, masker ini tidak direkomendasikan pada orang yang berkegiatan di dalam rumah, anak-anak, ibu hamil, orang tua (lansia), serta pasien dengan penyakit kardiovaskuler dan penyakit paru kornik," tutup Agus. n c04 ed: dewi mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement