Selasa 13 Oct 2015 19:29 WIB

Mahasiswa Surabaya Ciptakan Papan Permainan Pra-braille

Penyandang tunanetra Anik memproduksi Alquran Braille di Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/6).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Penyandang tunanetra Anik memproduksi Alquran Braille di Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) menciptakan papan permainan pra-braille yang disebut "Raba Toy". Papan ini dibuat untuk anak usia 6-12 tahun dengan tagline "Fun, Functional and Fabolous Product Design for Children's World".

"Papan belajar pre-braille ini ada tiga tahapan pengenalan yaitu bentuk, tekstur, dan pengenalan braille yang membutuhkan waktu pembuatan kurang lebih dua minggu dari konsep sampai bunyi rangkaian," kata Ketua tim champ Ubaya dari Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri, Nathania Wijono, Selasa (13/10).

Ia mengatakan, papan belajar pra-braile itu memiliki pengenalan bentuk dengan cara memasukkan bentuk-bentuk segitiga, segi empat, dan persegi panjang pada tiap lubang persegi yang sudah tersedia, dengan tombol di samping jika di tekan akan mengeluarkan suara angka.

"Suara angka dari Raba Toy tersebut menjelaskan bentuk yang harus dimasukkan dalam kotak, misalnya segitiga, maka akan keluar suara satu dua dan empat. Suara itu akan mempermudah para tuna netra untuk mempelajari pengenalan bentuk," ujarnya.

Tahap ke dua, lanjutnya pengenalan tekstur dengan cara meraba dan mencocokkan bentuk-bentuk segitiga, lingkaran, segi empat, dan persegi panjang. Bentuk tersebut ada yang besar dan ada yang kecil. Tahap terakhir yaitu pengenalan braille, pengenalan ini berbentuk kotak dan terdapat kotak-kotak kecil yang menjelaskan huruf A sampai Z. Setiap huruf jika di raba terdapat titik-titik yang timbul dimana menjelaskan huruf braille, dan jika ditekan akan mengeluarkan suara abjad A sampai Z untuk menjelaskan huruf tersebut kepada para tuna netra.

Menurut dia, bahan yang digunakan dari Raba Toy adalah kayu MDF, akrilik, stiker, cat, lem, dan bahan-bahan elektro, sedangkan untuk software yang digunakan yaitu SolidWorks dan 3ds max. "Inovasi ini terinspirasi dari karya tugas akhir kakak kelas, kemudian kami mengembangkannya, sehingga bisa menyabet Juara I dalam kompetisi Industrial Design Seminar & Competition (INDISCO) 2015 di Semarang 09-11 Oktober 2015 dengan tema Lomba Desain Produk Children's Product," kata dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement