Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Dekati Indonesia, Australia Diminta tak Kalah Langkah dari Cina

Senin 28 Sep 2015 17:30 WIB

Rep: c05/ Red: Dwi Murdaningsih

Ketua MPR Zulkifli Hasan menerima delegasi senator dan anggota parlemen dari Australia

Ketua MPR Zulkifli Hasan menerima delegasi senator dan anggota parlemen dari Australia

Foto: MPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR Zulkifli Hasan menerima delegasi senator dan anggota parlemen dari Australia di ruang kerjanya, Senin (28/9). Delegasi anggota senator dan parlemen Australia adalah senator Chris Back, Ewen Jones (anggota parlemen), Stephen Jones (anggota parlemen), senator Anne Urquhart. Mereka didampingi Wakil Duta Besar Australia Dr Justin Lee.

Dalam pertemuan itu, Zulkifli Hasan mengatakan hubungan Indonesia-Australia sangat penting. "Saya katakan kepada mereka, bahwa Australia jangan sampai terlambat karena Cina sudah sangat agresif," kata Zulkifli kepada pers usai menerima delegasi parlemen Australia, Senin (28/9).

Menurut Zulkifli, Cina sangat gencar mendekati negara-negara lain termasuk Indonesia. Cina mempunyai program Jalan Sutera Abad 21. "Kalau Australia terlambat maka akan tertinggal. Mereka akan menyampaikan hal ini ke parlemen," ujarnya.

Menurut Zulkifli Hasan, Cina sudah sangat maju. Warganya berpikiran maju, Teknologi Cina sudah high tech karena bisa membuat kapal induk, pesawat terbang, kereta api super cepat dan merintis pembuatan pesawat luar angkasa.

"Saya juga meminta kepada parlemen Australia untuk sering berkunjung ke Indonesia untuk melihat demokrasi di Indonesia, Islam yang moderat. Islam mayoritas tetapi semua memiliki hak dan kewajiban yang sama," katanya.

Selain itu, kunjungan parlemen Australia bisa mengurangi kesalahpahaman yang kerap terjadi pada kedua negara. "Kunjungan parlemen Australia ke Indonesia juga bisa mengurangi kesalahpahaman antara kedua negara. Bila terjadi sedikit kesalahpahaman masih wajar. Setelah itu hubungan kedua negara bertambah baik. Hubungan kedua negara sangat penting," kata dia.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler