Ahad 27 Sep 2015 16:16 WIB

Diabetes Usia Produktif, Turunkan Kualitas Hidup

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Penderita diabetes kerap mengalami gangguan produktivitas karena mudah lelah.
Foto: penmai
Penderita diabetes kerap mengalami gangguan produktivitas karena mudah lelah.

REPUBLIKA.CO.ID, Usia 15 sampai 64 tahun disebut sebagai usia produktif. Pada rentang usia ini, seorang manusia diharapkan mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu. Namun, bagi penderita diabetes, produktivitas dapat terganggu akibat kadar glukosa darah yang tidak terkontrol.

Hasil Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan adanya peningkatan prevalensi diabetes dibanding hasil Riskesdas 2007, yaitu dari 1,1 persen menjadi 2,1 persen. Pada riset ini juga ditemukan bahwa prevalensi diabetes melitus cenderung lebih tinggi pada kelompok masyarakat berpendidikan tinggi dan dengan kuintil indeks kepemilikan tinggi, yang di antaranya merupakan masyarakat usia produktif. Hasil ini tentu meresahkan. Pasalnya, diabetes tidak hanya dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang, tetapi juga gangguan kerja dan produktivitas.

Dr. dr. Aris Wibudi SpPD, KEMD, CHT, ABAARM dipl mengatakan kadar glukosa berlebih di dalam darah dapat menyebabkan terjadinya komplikasi pembuluh darah besar dan halus. Komplikasi pembuluh darah besar antara lain jantung koroner, stroke dan impotensi. Sedangkan komplikasi yang terjadi pada pembuluh darah halus antara lain kebutaan, gangguan pada retina, gagal ginjal serta luka pada kaki penderita diabetes atau yang disebut gangren.

Pada studi yang dipresentasikan dalam European Association for the Study of Diabetes (EASD) 2015 Meeting, tingginya kadar glukosa darah setelah makan menyebabkan 25 persen penderita diabetes bolos kerja, datang terlambat, atau pulang lebih awal. Sementara itu, 75 persen lainnya mengeluhkan gangguan produktivitas seperti sulit berkonsentrasi, bekerja lambat atau kurang produktif, lebih banyak beristirahat, sering membuat kesalahan, hingga membatalkan pertemuan bisnis karena lelah.

Selain gangguan produktivitas langsung, memang diabetes telah ditemukan berkaitan dengan gangguan kognitif pada penderitanya. Gangguan kognitif yang dapat terjadi di antaranya gangguan memori, mood swing, persepsi, perhatian, kecepatan reaksi, dan konsentrasi. Bahkan, pada studi yang juga dipresentasikan dalam EASD 2015, ditemukan bahwa penderita diabetes tipe 2 dengan kadar HbA1c lebih dari atau sama dengan 10 persen maupun dengan kadar HbA1c kurang dari enam persen berisiko 50 persen lebih tinggi mengalami demensia berat dan perlu dirawat di rumah sakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement