Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

MPR Serukan Lawan Liberalisasi dan Kekuatan Asing

Senin 21 Sep 2015 07:42 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Ilham

Wakil Ketua MPR Mahyudin.

Wakil Ketua MPR Mahyudin.

Foto: MPR

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Ketua MPR, Mahyudin meyakini Pancasila menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia. Menurutnya, pengakuan seperti itu juga pernah disampaikan DN Aidit, salah satu pemikir dan pelaku G 30 S PKI.

Saat itu, Aidit yakin, untuk meruntuhkan Indonesia harus mengganti dulu Pancasila dengan ideologi yang lain. Alasannya, Indonesia sudah bersatu. Maka Aidit pun melakukan propaganda untuk mengganti Pancasila.

Mahyudin mengatakan, Pancasila sudah ada sejak lama, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya diambil dari nilai luhur bangsa Indonesia. ''Karena itu sampai kapan pun, Pancasila akan selalu sesuai bagi bangsa Indonesia, dan tidak bisa digantikan dengan ideologi lainnya,'' kata Mahyudin, saat menutup Training of trainers (ToT) bagi  perwakilan 14 perguruan tinggi agama Islam Yogyakarta, Ahad (20/9), malam.

Indonesia, kata Mahyudin, tidak pantas dijajah oleh Belanda. Karena wilayah Belanda tidak seluas Indonesia, penduduknya pun biasa saja. Artinya bisa dikalahkan oleh orang Indonesia. Namun, Belanda sangat pandai dalam memecah belah. Sehingga pasukan Belanda dapat menguasai Indonesia.

Ia menambahkan, Indonesia bisa dikalahkan Belanda karena masyarakat Indonesia  tidak berpegang pada Pancasila. Sehingga mereka menjadi lebih mudah diadu domba. Kondisi ini sama seperi zaman Sriwijaya dan Majapahit. Ketika itu keduanya adalah kerajaan besar, namun akhirnya hancur karena tidak memiliki persatuan.  

Karena itulah, Mahyudin menyerukan saatnya bangsa Indonesia menentang dan melawan kekuatan asing yang hendak menghancurkan Indonesia. Salah satunya seperti IMF dan paham liberalisasi yang dibawanya. ''Kita tidak boleh berdiam dan harus berani melawan, karena semua itu berlawanan dengan Pancasila,'' kata Mahyudin.

Pelatihan untuk pelatih Sosialisasi Empat Pilar bagi 100 dosen perguruan tinggi agama Islam wilayah Kopertais III Yogyakarta yang berlangsung sejak Kamis (19/9) resmi di tutup. Dilanjutkan pelepasan tanda peserta TOT.

Dalam sambutannya, Mahyudin mengharapkan para peserta bisa mensosialisasikan materi yang diperoleh selama ToT kepada mahasiswa. Karena itulah salah satu alasan mengapa ToT diselenggarakan bagi para dosen. Dosen dianggap sebagai pelaku perubahan, khususnya bagi mahasiswa.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler