Sabtu 19 Sep 2015 21:14 WIB

Metode Ajar Bahasa Inggris Ini Rangsang Siswa Jadi Kreatif

Rep: Ririn Liechtiana/ Nur Aini/ Red: Djibril Muhammad
Ririn dan Nur Aini
Ririn dan Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembelajaran bahasa Inggris bisa menggunakan berbagai media untuk merangsang siswa menjadi aktif dan kreatif. Salah satu yang menarik adalah menggunakan karya seni.

Melalui sebuah karya seni, terutama seni visual, para siswa dapat terbiasa diajak berpikir kreatif. Selain itu, siswa akan kaya kosakata karena mudah menyerap informasi tentang apa saja yang mereka lihat dari sebuah karya seni.

"Siswa menjadi lebih aktif dalam belajar bahasa Inggris. Kemampuan mereka dalam berbahasa pun meningkat," kata Praktisi Pendidikan Itje Chodidjah dalam Workshop Being Creative English Teachers For 21st Century Generation, di Jakarta, Sabtu (19/9).

Dengan metode ini, siswa diminta untuk membaca dan mengamati karya seni visual. Karya seni bisa berupa foto atau lukisan. Siswa kemudian diminta untuk menyebutkan apa saja yang mereka lihat dari karya seni dengan kata-kata bahasa Inggris.

Setelah itu, siswa diminta untuk mengamati kembali karya seni dan berpendapat mengenai apa yang digambarkan dalam karya tersebut. Dengan metode ini, siswa memiliki kosakata untuk kemudian bisa disusun sebagai kalimat.

Metode tersebut juga mengajak siswa berimajinasi untuk menginterprestasikan apa yang digambarkan dalam karya seni. Siswa juga bisa bermain peran untuk menggambarkan apa yang mereka lihat dan rasakan dari karya seni.

Dengan tahap-tahap tersebut, siswa akan mempelajari banyak kosakata dan memahami apa yang mereka pelajari. Di akhir pembelajaran, siswa diminta menuliskan kembali apa yang mereka lihat, temukan, atau imajinasi setelah mengamati karya seni.

Pengamatan terhadap satu karya seni, menurut Itje, bisa dilakukan dalam dua hingga tiga kali pertemuan di kelas. Ia meyakini metode tersebut bisa membuat siswa lebih peka dan memahami bahasa Inggris dalam berkomunikasi. "Metode ini memberikan hasil yang konkret. Pembelajaran pun menjadi memori jangka panjang," katanya.

Berdasarkan hasil riset dalam Pisa Results 2012, Indonesia menempati peringkat ke-64 untuk literacy level atau melek huruf. Beberapa waktu lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, menegaskan pendidikan bukan hanya mengembangkan kemampuan pikiran, melainkan juga rasa. Maka itu, para siswa harus diberi kesempatan untuk berpartisipasi di bidang seni.

Mereka juga diharapkan mempunyai kemampuan berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreasi. Metode pembelajaran dengan media hasil karya seni visual ini bisa menjadi model pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dan meningkatkan kualitas para guru bahasa Inggris.

Itje yang sudah berpengalaman mengajar lebih dari puluhan tahun ini menegaskan juga pentingnya kreativitas seorang guru bahasa Inggris dalam menyampaikan materi. Selain menguasai materi ajar, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik.

"Kemampuan bercerita atau story telling, intonasi, mimik, gestur, dan eye contact merupakan sebagian hal yang cukup penting dalam mengajar sehingga para siswa bisa merasakan belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan. Belajar bahasa itu harus make sense first," katanya.

Metode pembelajaran bahasa Inggris dengan karya seni tersebut merupakan bagian dari British Council Creative Education Programme berkolaborasi bersama Prudential Eye Programme. Metode tersebut disampaikan dalam lokakarya yang telah diselenggarakan di tiga kota, yaitu Medan, Surabaya, dan Jakarta.

Program yang diselenggarakan Yayasan Dewan Inggris Indonesia ini berbentuk lokakarya atau workshop bagi guru bahasa Inggris tingkat SMA dan SMK. Tujuannya untuk melengkapi kompetensi pembelajaran abad ke-21 dalam bidang literasi visual.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement