Friday, 10 Syawwal 1445 / 19 April 2024

Friday, 10 Syawwal 1445 / 19 April 2024

MPR-Tokoh Jabar Diskusi Empat Pilar

Sabtu 19 Sep 2015 11:05 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

Toleransi

Toleransi

Foto: antaranews

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Pengkajian MPR RI bekerja sama dengan Badan Kesatuan, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat menggundang sejumlah tokoh/pakar untuk membahas empat pilar kebangsaan dalam sebuah diskusi, Jumat (18/9). "Pertemuan atau diskusi ini merupakan bentuk pendalaman kajian empat pilar kebangsaan dan bernegara yang saat ini pemahamannya di kalangan generasi muda kita semakin berkurang," kata anggota Badan Pengkajian MPR RI Sodik Mudjahid.

MPR dan para tokoh tersebut akan membahas empat pilar kebangsaan dalam sebuah diskusi dengan tema 'Implementasi Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 2015 dan Sistem Ketatanegaraan'. Sejumlah tokoh dan pakar asal Jawa Barat yang hadir dalam acara tersebut diantaranya Ketua Presidium ICMI Nanat Fathah Natsir, Sekertaris MUI Jawa Barat Rafani Achyar, Sejarawan Universitas Padjadjaran Nina Lubis, Pakar Hukum Tata Negara Asep Warlan, Ketua Forum Ulama Umat Islam Athian Ali.

Sodik mengatakan hasil akhir dari diskusi tersebut adalah penajaman tentang visi, konsep dari empat pilar negara ini yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. "Jadi nanti akan dirumuskan dan disosialisasikan kepada masyarakat umum agar generasi muda kita ke depannya semakin mengenal dan paham akan empat pilar bangsa ini," kata dia.

Sementara itu Kepala Badan Kesbangpol dan Linmasda (BKBPPMD) Provinsi Jawa Barat Agus Hanafi menyampaikan apresiasi kepada MPR RI yang telah mengadakan diskusi tentang empat pilar bangsa. "Kami sampaikan apresiasi kepada Sekjen MPR RI atas prakasanya menyelenggaran acara ini karena seperti yang kita ketahui bersama pembangunan bangsa ini ditopang empat pilar," kata Agus.

Pihaknya mendukung penuh diskusi tersebut karena hingga 70 tahun merdeka masih ada gagasan atau faham tentang separatis dan disintegrasi yang dilakukan oleh sejumlah pihak tertentu. "Oleh karena itu perlu kita sampaikan kepada semua pihak bahwa gagasan atau faham tersebut tidak benar dan itu bisa dicegah kalau pemahaman akan pilar kebangsaan kita kuat," kata dia.

Sumber : antara
  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler