Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

Hilangnya Pancasila Sebabkan Kemerosotan Moral Bangsa

Jumat 18 Sep 2015 13:37 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Dwi Murdaningsih

training of trainer sosialisasi empat pilar di Yogyakarta.

training of trainer sosialisasi empat pilar di Yogyakarta.

Foto: MPR

REPUBLIKA.CO.ID, JOGJAKARTA --Gerakan reformasi yang terjadi pada 1998 membuat keberadaan Pancasila mulai luntur dari kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan, mata pelajaran Pancasila yang sebelumnya ada dalam kurikulum pendidikan nasional pun ikut menghilang.

Setelah itu, selama bertahun-tahun bangsa Indonesia hidup tanpa Pancasila, karena menganggap bahwa Pancasila merupakan bagian dari Orde Baru. Namun, kondisi seperti itu tidak berlangsung lama. Beberapa tahun kemudian muncul kerinduan kembali terhadap Pancasila.

''Terlebih setelah masyarakat menyadari akibat yang terjadi setelah  meninggalkan Pancasila. Kemorosotan moral, korupsi, kerusuhan seolah terus terjadi dan tidak mengenal kata berhenti,'' kata Ketua Fraksi PKB MPR RI  Abdul Kadir Karding di Yogyakarta saat menjadi pembicara pada sesi pertama pemberiaan materi pada acara pelatihan bagi pelatih Sosialisasi empat pilar MPR RI dikalangan dosen perguruan tinggi agama Islam wilayah  Kopertis III Yogyakarta, Jumat (18/9

Lunturnya Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia, lanjut Karding, membawa dampak yang semakin parah karena pada saat bersamaan globalisasi menyerang dengan sangat masif, hingga ke pelosok terpencil negeri ini. Belum lagi, berbagai media ikut mendorong globalisasi, mulai dari media masa, film, hingga perdagangan lintas dunia.

"Wajah bangsa Indonesia berubah dengan sangat cepat, seiring arus globalisasi yang menyerang dengan sangat hebat,'' ujarnya.

Menurut Karding, dirinya yang juga berasal dari desa merasakan benar betapa masyarakat kota sudah melupakan prinsip gotong royong. Padahal gotong royong merupakan inti dari Pancasila. Jangankan untuk bekerjabakti, saling kenal pun sudah tidak ada lagi dikalangan masyarakat kota.

"Demokrasi di Indonesia berkembang tanpa mengikuti sila keempat pancasila yang mengutamakan musyawarah untuk mufakat,'' jelasnya.

Kini, kata dia, masyarakat harus turut berperan aktif dalam mengaktualisasikan kembali nilai-nilai Pancasila. Apalagi Pancasila terbukti mampu mempersatukan keberagaman Indonesia. Pancasila juga sangat sesuai karekater dan kepribadian Indonesia. Karena pancasila disusun berdasarkan rumusan budaya lokal bangsa Indonesia sendiri.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler