Rabu 16 Sep 2015 07:55 WIB

DPD Soroti 'Horornya' Gaji Guru Honorer

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Angga Indrawan
Ribuan guru honorer yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menggelar aksi mogok dan unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (15/9).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Ribuan guru honorer yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menggelar aksi mogok dan unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID,‎ JAKARTA -- Pemerintah dinilai harus berterimakasih atas pengabdian para guru honorer. Walau belum digaji layak, guru honorer tanpa lelah terus mau memberikan pendidikan untuk anak bangsa. 

Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris mengatakan, saat ini Indonesia masih kekurangan sekitar 400 ribu guru sekolah dasar (SD), terutama untuk guru kelas, olahraga dan agama. Kekosongan inilah yang banyak diisi oleh para guru honorer.

"Bayangkan jika tidak ada guru honorer, akan banyak anak-anak kita tidak mendapat pengajaran yang sempurna," ucapnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (15/9) malam. 

Guru honorer, kata Fahira, membutuhkan penghidupan layak. DPD pun akan mendesak pemerintah agar semua guru honorer diberikan upah yang layak. Dia mempertanyakan, apakah layak menggaji para pemberi cahaya bagi anak bangsa sebesar 300 ribu setiap bulan. 

"Sudah banyak jasa guru honorer bagi bangsa ini tetapi kenapa gajinya horor,” kata Fahira. 

Idealnya, kata dia, gaji honorer dinaikkan menjadi minimal Rp 3 juta tiap bulannya. Keuangan negara (APBN), tegasnya, tidak akan kolaps jika dialokasikan untuk menggaji para guru honorer dengan layak.

DPD juga akan mendorong semua kepala daerah agar dalam setiap APBD yang mereka susun harus ada komponen untuk meningkatkan kesejahteraan para guru honorer. Kehadiran para guru honorer turut membantu tugas kepala daerah untuk mencerdaskan kehidupan anak-anak di daerah mereka. Sesuai amanat konstitusi tidak ada alasan untuk tidak mengalokasikan APBD untuk meningkatkan kesejahteraan para guru honorer di seluruh Indonesia. 

"Kami akan terus berdiri dan berjuang bersama para guru honorer mendapatkan hak-haknya," ujar Fahira. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement