Selasa 15 Sep 2015 05:00 WIB

600 Pengajar Bahasa Inggris Hadiri Konferensi di Bali

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indah Wulandari
Pengacara insinyur Inggris meminta pengadilan membuka kamus bahasa Inggris.
Foto: Al-Arabiya
Pengacara insinyur Inggris meminta pengadilan membuka kamus bahasa Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR -- Konferensi Pengajaran Bahasa Inggris atau Teaching English as Foreign Language in Indonesia (Teflin) ke-62 digelar di Bali, 14 – 16 September 2015.

Universitas Udayana menjadi tuan rumah lebih dari 600 pengajar Bahasa Inggris dari berbagai negara di dunia.

Director of Indonesian Development di University of Technology Sydney (UTS), Mariam Kartikatresni mengatakan, para pengajar UTS bepartisipasi dalam konferensi tahunan ini untuk berbagi pengalaman pengajaran bahasa inggris internasional.

Sejumlah profesor ahli hadir untuk berbagi keahlian mereka dalam pendidikan bahasa inggris, khususnya dengan pengajar Indonesia.

"Ini salah satu bentuk komitmen dalam mendukung pengembangan pendidikan bahasa inggris di Indonesia," kata Mariam di Denpasar, Senin (14/9).

Portal SCImago Journal and Country Rank meletakkan Indonesia pada peringkat 57 dari 239 negara di dunia untuk jumlah publikasi ilmiah internasional dari tahun  1996-2014. SCImago Journal and Country Rank adalah portal yang memeringkat publikasi karya ilmiah dari setiap negara berdasarkan data dari SCOPUS.

Indonesia telah mempublikasikan karya ilmiah sebanyak 32.355 karya. Jumlah ini masih di bawah Singapura di peringkat 32 dengan 192.492 karya, Malaysia di peringkat 36 dengan 153.378, dan Thailand di peringkat 43 dengan 109.832 karya.

Negara  ASEAN lainnya seperti Vietnam ada di peringkat 66, Filipina di peringkat 69, Brunei Darussalam di peringkat 130, Laos di peringkat 137, dan Myanmar di peringkat 142.

Kerja sama antarpengajar bahasa dari Australia dan Indonesia memungkinkan kedua belah pihak bertukar pengalaman dan berfokus pada penerapan pendidikan bahasa. Pertukaran ini membantu membangun hubungan bilateral kedua negara.

"Ada keterlibatan lebih dalam, khususnya pada saat Indonesia sedang membangun kompetensi bahasa Inggris untuk ASEAN tahun ini," kata Dean of Studies di English Language Pathway College UTS:INSEARCH, Tim Laurence.

Publikasi karya ilmiah tertinggi di dunia ditempati Amerika Serikat dengan 8.629.163 karya. Posisi berikutnya adalah Cina dengan 3.617.355 karya, dan Inggris dengan 2.397.817 karya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement