Wednesday, 15 Syawwal 1445 / 24 April 2024

Wednesday, 15 Syawwal 1445 / 24 April 2024

Sosialisasi Empat Pilar Mendapat Apresiasi Positif

Senin 14 Sep 2015 12:00 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Dwi Murdaningsih

Penutupan sosialisasi empat pilar di Makassar.

Penutupan sosialisasi empat pilar di Makassar.

Foto: MPR

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR --Pimpinan Badan Sosialisasi MPR RI Bachtiar Aly mengatakan, tingkat responsivitas para peserta ToT Empat Pilar di Makassar sangat tinggi dalam mendiskusikan soal-soal kenegaraan dan sistem ketatanegaraan Indonesia. Ahad (13/9), rangkaian kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI hasil kerjasama MPR RI dengan Kopertis Wilayah IX Sulawesi yang diikuti sekitar 100 dosen perguruan tinggi swasta se-Sulawesi Selatan yang diselenggarakan marathon sejak tanggal 10-13 September 2015, resmi ditutup.

''Dalam penyelesaian masalah, semuanya mengedepankan penyelesaian yang tanpa menimbulkan masalah,'' kata Bachtiar.

Beberapa anggota MPR RI yang menjadi narasumber memberikan apresiasi saat berjalannya rangkaian kegiatan.  Salah satunya adalah anggota Fraksi Gerindra MPR Elnino M. Husein Mohi, yang mengapresiasi agresifitas sebagaian besar peserta dalam melakukan diskusi dan pemberian masukan-masukan soal materi yang ditampilan. Bahkan, beberapa peserta sampai sempat bersitegang satu sama lain untuk mempertahankan pendapat dan argumennya.

"Agresivitas dalam mempertahankan pendapat dan argumen yang dianggap benar dan baik, apalagi soal sistem ketatanegaraan sangat dianjurkan. Tapi agresifitas harus mengedepankan intelektualitas. Jangan saling menjatuhkan tanpa didasari pemahaman akan materi yang diperdebatkan," ujarnya.

Anggota Kelompok DPD MPR Abraham Liyanto mengungkapkan kekagumannya pada para peserta ToT. Sebab, dari 100 peserta ada 10 persen lebih jenjang pendidikannya S3, ada PhD dan ada Professor, kemudian 90 persennya jenjang pendidikan S2. Dalam diskusi, Abraham melihat banyak peserta berbicara mengenai implementasi mulai dari Pancasila, UUD, sampai ke TAP MPR.

"Tapi saya melihat memang implementasi penting tapi lebih baik jika memahami juga soal substansinya.  Dalam penyampaian materi banyak juga peserta yang sangat agresif dan mengarah ke emosional itu juga harus diperhatikan, sebab para peserta adalah dosen para pendidik yang akan mahasiswanya soal nilai-nilai luhur bangsa kita," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi Andi Niartingsih mengatakan, selama mengikuti rangkaian kegiatan ToT ini, para peserta telah di recharge pengetahuan dan pemahamannya soal Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.  

"Saya yakin sebelum mengkuti sosialisasi semua peserta telah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik soal nilai-nilai luhur bangsa tersebut yang ada dalam Empat Pilar MPR RI cuma mungkin kadarnya yang berbeda-beda.  Dan begitu mengikuti sosialisasi ini akan bertambah kadarnya pengetahuannya. Dan bagi yang sudah tinggi kadar pemahamannya akan lebih bertanbah lagi dan mungkin saja ada hal-hal yang baru saja diketahui setelah mengikuti sosialisasi ini," terangnya.

Ada satu hal menarik dalam salah satu rekomendasi sosialisasi yang diberikan peserta kepada MPR RI menyatakan bahwa seharusnya frasa Sosialisasi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara dimunculkan kembali karena esensinya sangat penting dari hanya mempersoalkan frasa dan rekomendasi agar MPR RI melakukan kajian mendalam soal Garis-garis Besar Haluan Negara ( GBHN ).

Ketua Fraksi Nasdem MPR RI Bachtiar Aly mewakili Pimpinan MPR RI, didaulat untuk menutup secara resmi penyelenggaraan ToT.  Hadir dalam seremoni penutupan resmi antara lain, anggota fraksi Golkar MPR Hardisoesilo, anggota fraksi PKB Mohammad Toha, anggota fraksi Gerindra MPR Andi Ridwan Wittiri, anggota Kelompok DPD MPR Abraham Liyanto dan anggota fraksi Gerindra MPR Elnino M Husein Mohi.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler