Tuesday, 14 Syawwal 1445 / 23 April 2024

Tuesday, 14 Syawwal 1445 / 23 April 2024

Rakyat Diminta Jangan Mudah Jual Kedaulatan

Jumat 11 Sep 2015 06:15 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Dwi Murdaningsih

Ketua MPR Zulkifli Hasan

Ketua MPR Zulkifli Hasan

Foto: MPR

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Ketua MPR RI Zulkifli Hasan selalu mengingatkan agar rakyat jangan menukarkan kedaulatan yang dimilikinya dengan harga murah, ditukar dengan uang Rp 100 ribu atau sembako.

Sebab, kata dia, jika hal itu dilakukan, maka rakyat tidak akan mendapat pemimpin yang melayani dengan hati.  Menurutnya, jika pemimpin itu terpilih dan berkuasa, maka dia akan lupa pada rakyatnya. ''Misalnya, kalau ada jalan rusak, ya dia biarkan saja karena merasa sudah membayar Rp 100.000 atau bayar dengan sembako. Ya, itu namanya nomor piro wani piro alias NPWP,'' kata Zulkifli, di depan Forum Perempuan Peduli Pembangunan di Coffee Shop Hotel Bandara, Natar, Lampung Selatan, Kamis (10/8).

Tapi, lanjut dia, kalau calon tersebut seorang pemimpin baik, apakah calon bupati, walikota, atau pun calon gubernur memberi uang  atau sembako, ia menyarankan uang tersebut diterima saja. "Tapi, soal pilihan sesuai dengan hati nurani masing-masing," ujar Zulkifli.

Zulkifli menambahkan, sejatinya seorang pemimpin itu, melayani rakyat. Bukan pemimpin 'belah bambu' yang hanya melayani kelompoknya saja. Maka itu, kalau memilih pemimpin, pilihlah yang berwawasan kebangsaan, dan yang mengayomi seluruh rakyat.

Dalam kesempatan itu, Zulkifli kembali mengingatkan tentang konsensus yang dicapai oleh para pendiri bangsa pada 18 Agustus 1945 yang dikenal dengan Pancasila. Pertama, Indonesia adalah keluarga besar. Meski Indonesia terdiri dari 17 ribu pulau lebih, 600 suku, berbagai agama, beraneka ragam budaya, tapi kita adalah beluarga besar. "Hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia adalah sama," ujarnya.

Kedua, lanjut dia, adalah gotong royong. Artinya, kalau ada warga kesulitan harus dibantu, kalau ada yang tidak mmpu sekolah juga mesti dibantu. Jadi, makna dari gotong royong adalah ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. ''Dan, jangan ada lagi satu kampung dengan kampung tetangga perang batu,'' tambahnya.

Ketiga adalah musyawarah mufakat. Artinya, menurut Zulkifli, kalau ada apa-apa diselesaikan dengan cara musyawarah mufakat. Indah sekali dalam satu keluarga besar ada Batak, ada Jawa, Minang, Papua.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler