Rabu 09 Sep 2015 03:16 WIB

Penjualan Rolls-Royce Menurun

Rep: Risa Herdita/ Red: Agung Sasongko
rolls royce
Foto: antara
rolls royce

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Perusahaan mobil mewah, Rolls-Royce terpukul akibat penurunan permintaan di Cina. Kepala Eksekutif Perusahaan, Torsten Mueller-Oetvoes mengatakan, fluktuasi pasar saat ini luar biasa cepat.

Ia menyatakan, hal itu pada hari peluncuran Dawn, produk Roll-Royce seharga 250 ribu pounds atau yang senilai Rp Rp 5,5miliar. Dalam hal ini, pembeli Cina dinilainya telah begitu dipengaruhi oleh kemerosotan kinerja pasar saham dan pertumbuhan ekonomi yang melambat.  

"Kami terkejut. Kecepatan pertumbuhan di pasar Cina dalam arah yang sama sekali berbeda," katanya, dikutip BBC, Rabu (9/9).

Tidak hanya karena kinerja pasar saham dan perlambatan ekonomi, masalah kampanye anti korupsi di negara itu pun rupanya berpengaruh. Mueller-Oetvoes mengatakan, aksi anti kampanye, termasuk segala hal investigasi terkait kasus itu menjadikan lingkungan bisnis tak menyenangkan.

"Segala kampanye anti korupsi, yang kebanyakan seputar investigasi darimana uang Anda berasal, kepada siapa anda berelasi, itu membuat orang yang cukup makmur takut dan tidak mau terlihat dalam lingkungan semacam itu saat ini, mereka menjauhkan diri dari barang mewah, tidak hanya mobil, tapi juga perhiasan, jam tangan mewah, dan sebagainya," paparnya.

Ia menambahkan, ia pribadi tidak merasa takut dengan faktor-faktor yang ia sebutkan tadi. Ia tetap merasa optimistis dengan produk mobil yang baru saja perusahaannya luncurkan itu.

Mueller-Oetvoes mengecilkan kekhawatirannya dengan menyatakan, peristiwa di Cina baru-baru ini tidak akan berlangsung lama. Ia pun meramalkan penjualan akan puluh dalam dua tahun ke depan.

"Cina tak pernah menjadi pasar nomor satu kami. Pasar nomor satu kami di Amerika Serikat, karena itu keadaan kami masih seimbang, dan kami akan bisa mengatasi penurunan yang terjadi di Cina," ungkapnya.

Sementara, Pengajar dari Aston Business Scholl Birmingham, David Bailey menyatakan dirinya yakin keadaan ekonomi Cina tetap akan memberikan efek pada pasar premiun di negara itu. Anjloknya pasar saham diyakini akan membawa dampak tersendiri.

"Tapi, pasar mobil mewah punya cara kerja sendiri. Jadi, siapa sih yang bisa tahu persis bagaimana penjualan barang mewah ini akan terkena efeknya?" cetusnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement