Ahad 23 Aug 2015 20:16 WIB

Balap F1 di Titik Jenuh

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Fernan Rahadi
Lewis Hamilton (kiri) dan Niki Lauda.
Foto: Sportku
Lewis Hamilton (kiri) dan Niki Lauda.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Akhir pekan ini, Ahad (23/8) waktu setempat, ajang balap jet darat akan kembali digelar setelah lebih dari tiga pekan menjalani masa rehat paruh musim. Pada race yang akan digelar di Belgia ini, para pembalap Formula 1 (F1) akan kembali memulai pertarungan mereka menyongsong sisa sembilan jadwal balapan tahun 2015.

Sampai saat ini, para pembalap F1 dari tim Mercedes masih memimpin papan atas klasemen. Ada Lewis Hamilton yang menjadi pemuncak klasemen dengan 202 poin hasil lima kali menjadi juara. Keperkasaan tim Merecedes tak hanya tercermin dari Hamlilton. Di posisi kedua juga ada pembalap mereka Nico Rosberg dengan raihan 181 poin dari hasil tiga kali podium pertama.

Kedua pembalap ini seolah tak tersentuh oleh kompetitor lainnya sejak race tahun ini digelar di Australia. Bahkan sepanjang paruh pertama tahun ini, total dari 10 balapan yang telah digelar, praktis delapan diantaranya dimenangkan oleh Mercedes.

Hanya dua race yang luput dari genggaman mereka, yakni Malaysia Grand Prix (GP) dan Hungarian GP. Kedua race tersebut dimenangkan oleh Ferrari melalui pembalap Sebastian Vettel.

Tak hanya tahun ini, tahun-tahun sebelumnya pun ajang balap mobil nomor satu di dunia itu sering hanya didominasi satu tim. Mulai dari masa kejayaan, Ferarri, Red Bull Racing, hingga saat ini Mercedes.

Atas fenomena ini, muncullah anggapan bahwa kompetisi termahal di dunia ini mulai mencapai titik jenuhnya. Mantan tiga kali juara dunia F1, Niki Lauda bahkan mencap kompetisi yang pernah ia ikuti itu kalah bersaing dari ajang balap moto dunia, MotoGP.

Lauda mengemukakan, saat ini skill para rider MotoGP dalam mengadu kecepatan jauh di atas para pembalap F1. Menurutnya, di era modern ini para pembalap F1 bisa sukses tidak berdasar pada teknik mereka dalam mengendarai mobil. Tetapi, karena kecanggihan mobil yang dikemudikan.

“Satu tim yang mendominasi semua perlombaan bukan karena skill pembalapnya, melainkan karena mobil yang memang hebat, apalagi kalau ini tidak disebut sebuah kompetisi yang membosankan?,” kata Lauda dikutip dari Sportskeeda, Selasa (18/8).

Lauda membuktikan ucapan atas kebosanannya akan F1 dengan menghadiri race MotoGP di Brno, Ceska akhir pekan lalu. Sontak saja, kehadiran legenda balap F1 asal Australia itu langsung menyedot perhatian para pelaku media. Belum lagi, saat ini Lauda sendiri masih menjabat sebagai non-executive chairman of the Mercedes AMG Petronas Racing Team yang berlaga di ajang balap mobil dunia termasuk F1. Perhatian kepadanya semakin tersedot karena secara khusus ia menemui bintang MotoGP Valentino Rossi di paddock rider 36 tahun itu.

Usai race yang dimenangkan Jorge Lorenzo ini, Lauda menyatakan tingkat keseruan MotoGP jauh di atas F1. “MotoGP luar biasa. Anda bisa melihat seorang rider mengendalikan motor dalam  kecepatan 350 kilometer per jam. Sebaliknya dengan F1, para pembalap F1 bisa mudah mengendalikan mobil-mobilnya.” kata Lauda.

Lauda menegaskan, balapan F1 hanya dikuasai oleh tim yang memiliki uang. Hal itu dikarenakan teknologi dan inovasi untuk menghasilkan mobil yang sempurna hanya bisa dihasilkan oleh kekuatan  uang.

Di sisi lain, ketika sebuah mobil semakin canggih, maka tingkatan teknik pembalap pun bukan lagi hal utama. Hal itu disebabkan inovasi dan teknologi yang dihasilkan uang bisa membantu mempermudah kinerja pembalap. “Skill pembalap F1 sudah jauh menurun karena mereka banyak bertumpu pada teknologi. Buktinya, dua pembalap Mercedes terus memimpin F1 sejak race pertama hingga kini,” kata Lauda.

Bintang F1 ingin jajal MotoGP

Apa yang Lauda kemukakan tampaknya ikut pula dirasakan oleh para pelaku balap F1. Bukan orang sembarang, pembalap utama Mercedes, Lewis Hamilton bahkan mengaku ingin menjajal motor MotoGP, meskipun niatannya ini bukan untuk mencoba hijrah ke balapan kuda besi.' “Sejatinya balap motor adalah cinta pertama saya pada dunia balap,” ujar Hamilton dikutip dari Mirror awal pekan ini.

Pembalap berusia 30 tahun ini mengatakan, sewaktu anak-anak ia merengek kepada orang tuanya untuk dibelikan sepeda motor. Namun, ayah dan ibunya malah membelikan dia sebuah gokart.

Melihat passion-nya tak bisa mengalir melalui balap motor, Hamilton pun akhirnya mulai menekuni dunia balap mobil. Akan tetapi, di saat bersamaan ia mengaku masih memendam rasa cintanya pada motor balap. Sampai saat ini pun dia sangat penasaran untuk berada di panggung MotoGP meski hanya sebatas uji coba.

“Memang sekarang saya sangat penasaran. Saya ingin ada di sana, memacu motor di MotoGP, mengetahui line-up mesin dan segala halnya, saya tahu saya benar-benar ingin mencobanya,” kata pembalap dengan bayaran 25 juta euro (381,8 miliar) per tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement