Ahad 16 Aug 2015 05:45 WIB

Lucky Hakim: MOS Harus Lebih Beretika

Anggota DPR Fraksi PAN, Lucky Hakim.
Foto: Antara
Anggota DPR Fraksi PAN, Lucky Hakim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal DPP PAN, Lucky Hakim, mengimbau pemerintah harus bisa menjadikan masa orientasi siswa (MOS) lebih beretika dan bermartabat. Jangan sampai kegiatan ini disalahartikan sebagai perpeloncoan yang sama sekali tidak mengandung nilai pendidikan.‎

Dia mengambil contoh MOS seperti di Jepang. Setiap ada prosesi penerimaan dan penyambutan siswa baru, lembaga atau instansi pendidikan di Jepang bukan hanya melibatkan siswa barunya, melainkan juga para orang tua, bahkan alumni sekolah tersebut yang telah sukses.

Mereka memaparkan pengalamannya menimba ilmu di sekolah. "Sehingga esensi yang diberikan pada siswa baru saat MOS adalah orientasi motivasi, bukan orientasi penyiksaan.” jelas anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Bekasi-Kota Depok ini, kepada Republika, Ahad (16/8).

‎Meski prosesi MOS di Indonesia sudah diatur dengan adanya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 5 Tahun 2014 Tentang Masa Orientasi Peserta Didik Baru Di Sekolah, namun tetap saja ada penyelewengan.‎ Kegiatan ini masih saja direalisasikan dalam bentuk perpeloncoan. Siswa dipermalukan dengan berpakaian yang aneh - aneh. Alasannya, hal ini untuk mendidik mental.

MOS seharusnya menjadi momentum mengenalkan kepada siswa baru tentang lingkungan tempatnya belajar. Mereka diberitahukan tentang struktur pengurus sekolah dan dewan guru, serta sarana yang ada. Hal ini seharusnya bisa meningkatkan semangat mereka untuk belajar.‎

Anggota Komisi X DPR RI ini akan mengimbau kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, untuk mengevaluasi kegiatan tersebut. Jika memang marak dibuat perpeloncoan, MOS lebih baik dihapus. Dia menilai akan sangat keterlaluan apabila kegiatan ini diartikan sebagai arogansi siswa senior terhadap siswa baru.‎

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement